Anggaran Bumdes Tanjung Menang Raya Diduga Peruntukkannya Tak Sesuai Nominal

Loading

Media merdeka.co-Pembiayaan untuk penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tanjung Menang Raya, Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung diduga pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan jumlah nominal usaha Bumdes yang sudah berjalan.

Jumlah pembiayaan untuk penyertaan modal Bumdes Tanjung Menang Raya di tahun 2018 yaitu sebesar Rp150 juta, terdiri dari Rp100 juta untuk penyertaan modal Bumdes murni dari dana desa Tahun Anggaran (TA) 2018, dan Rp50 juta bantuan dari Kementrian Desa.

Berdasarkan informasi terpercaya yang dihimpun Ketua Umum Gamapela Toni Bakrie bersama tim dilapangan, diketahui bahwa pembiayaan untuk penyertaan modal Bumdes sebesar Rp150 juta tersebut yang terealisasi hanya Rp98 juta, berarti ada sisa anggaran di rekening Bumdes sebesar Rp52 juta.

“Berdasarkan temuan kami, jika sisa uang Bumdes sebesar Rp52 juta sudah ditarik sebelumnya oleh pengurus yang lama yang saat ini sudah tidak aktif, ini uangnya dikemanakan tidak jelas peruntukkannya,” kata Toni Bakrie, kemarin.

Selain itu pantauan tim dilapangan, pengurus Bumdes tidak ada yang aktif, terkesan ada intervensi dan permainan untuk menyelipkan anggaran Bumdes.

“Ini saya duga ada permainan untuk menyelipkan anggaran Bumdes, karena pengurusnya gak ada yang aktif,” ujarnya.

Terkait anggaran Rp98 juta yang digunakan untuk usaha Bumdes, pantauan tim di lapangan melihat juga realisasi untuk usaha Bumdes tidak terlihat signifikan unit usahanya, karena hanya usaha garam.

“Fisiknya yang kelihatan hanya usaha garam, ini gak masuk logika dengan jumlah anggaran sebesar itu,” ucap Toni.

Saat dimintai keterangannya melalui sambungan telepon, Jum’at (1/3) Kepala Desa Tanjung Menang Raya Bediyanto membenarkan apabila anggaran Bumdes TA 2018 sebesar Rp150 juta, namun dirinya mengatakan yang terpakai untuk usaha di Bumdes hanya Rp100 juta.

“Benar anggaran Bumdes ada Rp150 juta, untuk dana yang Rp50 juta tidak ketarik karena tidak terpakai, dan dana tersebut masih di rekening desa,” kata Bediyanto.

Saat ditanyakan, terkait dana Rp100 juta dipakai untuk usaha apa, Kades Bediyanto sempat nada suaranya meninggi.

“Kenapa anda nanya-nanya, sumber dari siapa, anda jangan nanya lewat telepon main ke rumah aja lihat pembukuan saya, secara detail lewat telepon gak bisa, kalau anda di Bandarlampung gak usah nanya-nanya cari aja masalah di Bandarlampung, saya ini mantan wartawan juga,” ucapnya dengan nada tinggi.

Namun, Kades Bediyanto pun menjelaskan, bahwa anggaran sebesar Rp100 juta tersebut direalisasikan untuk usaha garam dan sembako.

“Ini ada semua disini, ada usaha garam, ada juga sembako, coba cek aja langsung, kalau gak benar beritakan,” pungkasnya. (roni)

Berita Terkait

Gubernur Arinal dan Kajati Sigit Yulianto Tandatangani MoU Pencegahan Pelanggaran Hukum

Bandarlampung (MM)- Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Lampung Sigit Yulianto menandatangani …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *