Kemendikbud Kuatkan Pendidikan Pancasila

Loading

Mediamerdeka.co- Selama ini, pendidikan Pancasila selalu menggunakan metode memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pelajarannya. Proses pembelajaran seperti itu dinilai tidak efektif dan seakan tidak memberikan contoh nyata kepada siswa mengenai penanaman Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“Di lapangan ada masalah yaitu semakin kurang terakomodasinya inti dari pelajaran Pancasila itu sendiri. Sehingga, ada kecenderungan pembelajarannya lebih pada pengetahuan bukan kepada pembentukan sikap dan penanaman Pancasila,” kata Muhadjir saat peluncuran program penanaman nilai Pancasila sebagai wahana pembangunan watak bangsa, di Kantor Kemendikbud, Kamis (11/7).

Muhadjir mengatakan, pada aspek afektif di pendidikan Pancasila kurang diberikan penekanan. Artinya dalam pembentukan sikap berdasarkan nilai Pancasila kurang diberikan kepada anak didik. Oleh karena itu, penyempurnaan pendidikan Pancasila perlu dilakukan di sekolah.

Ia menjelaskan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap. Pertama adalah menentukan benar atau salah yang dilakukan dalam wilayah logika. Kedua adalah tentang baik dan buruk yaitu dilakukan dalam wilayah etika. Ketiga adalah tentang indah dan buruk, yang menjadi wilayah dari estetika.

Menurut dia, tidak mungkin melakukan penanaman terhadap tiga hal tadi tanpa menanamkan pengalaman nilai yang betul. “Makanya kunci pertama adalah bagaimana menanamkan nilai pada anak didik baik melalui pemahaman, pengilhaman, atau dorongan dan motivasi,” kata Muhadjir.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan sebenarnya ada tiga hal yang selalu menjadi aspek kompetensi dalam pendidikan di Indonesia. Tiga hal tersebut adalah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

PPKN dan pelajaran agama menjadi dua mata pelajaran yang bertugas membentuk sikap anak didik sesuai dengan Pancasila. Namun, di lapangan ditemukan masalah terkait cara penyampaian pendidikan Pancasila.

“Jadi, persoalan pertama bagaimana menyampaikan, mengimplementasikan kurikulum yang tertulis ke dalam proses belajar di sekolah. Untuk itu, karena persoalannya delivery kita sudah menyiapkan buku bagaimana mengubah pendekatan belajar yang tadinya hanya pengetahuan ke praktik belajar yang membangun watak, sikap dan perilaku,” kata Totok.

Ia menjelaskan, penyempurnaan pendidikan Pancasila ini bukan memisahkan pelajaran sendiri tentang Pancasila. Namun, pendidikan Pancasila yang tertanam di setiap mata pelajaran dipertegas dan diubah metode pendekatannya yang tadinya hanya memberi pengetahuan, kini menekankan kepada pembentukan sikap.

Totok menjelaskan, nantinya pendidikan ini akan diberikan mulai dari PAUD hingga SMP. Pada jenjang pendidikan paling rendah, kata dia, akan lebih banyak diberikan pendidikan mengenai perilaku. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin sedikit pendidikan perilaku dan diperbanyak mengenai pengetahuan.

“Semakin muda, perilakunya lebih banyak. Misalnya anak SD pengetahuannya dikit saja, tapi semakin tua nanti semakin banyak pengetahuannya,” kata Totok menjelaskan.

Saat ini, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud telah menyiapkan buku pedoman strategi mengajar pendidikan Pancasila. Buku tersebut menjelaskan secara detail dan diharapkan bisa menjadi pedoman para guru. Namun, Totok berharap sekolah dapat mengembangkan pedoman tersebut sehingga tidak perlu terlalu kaku.

Kemendikbud nantinya juga akan mengadakan pelatihan kepada guru-guru PPKN. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Supriano menjelaskan, para guru akan lebih banyak diberikan pengetahuan mengenai pedagogik dibandingkan konten pelajaran.

Saat ini, Kemendikbud ingin menghidupkan kembali peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk meningkatan kualitas guru. Oleh sebab itu, pelatihan kepada guru PPKN ini sejalan dengan program yang akan dilakukan oleh Ditjen GTK. Penyempurnaan pendidikan Pancasila ini diharapkan bisa diterapkan pada tahun ajaran baru.

“Inilah nanti arah pelatihannya adalah bagaimana praktik nilai Pancasila bukan hanya disampaikan dalam ceramah, tapi lebih banyak ke action,” kata Supriano.

Berita Terkait

Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris, Korban Kecelakaan di Km 58

Jakarta (MM)– Direktur Operasional Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana, menyerahkan santunan kepada 11 ahli waris …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *