Mediamerdeka.co-Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Bandarlampung Suniyar mengatakan minat siswa lulusannya masih minim untuk menjadi wirausaha.
“Lulusan SMK Negeri 3 Bandar Lampung banyak yang langsung bekerja dengan presentasi 60 persen, yang melanjutkan ke perguruan tinggi 30 persen, dimana 5-10 persen bisa masuk ke perguruan tinggi negeri dan 20 persen yang masuk perguruan tinggi swasta. Sementara siswa yang berani berwirausaha hanya 10 persen,” ungkapnya saat ditemui Mediamerdeka.co, Jumat, (23/11/ 2018).
SMK Negeri 3 Bandar Lampung yang berada di Jalan Cut Mutia No 21 RT 01/ RW 05 Gulak Galik Telukbetung Utara, Bandar Lampung ini memiliki bursa kerja yang menyediakan informasi lowongan kerja kepada siswa yang akan lulus maupun alumni.
“Kita punya bursa kerja yang menjadi media informasi bagi siswa kelas 12 maupun alumni yang ingin mengetahui lowongan kerja. Sehingga memang banyak yang bisa langsung bekerja, apalagi mereka punya bekal skill atau keterampilan sesuai bidangnya,” terangnya.
Suniyar menambahkan bahwa siswa SMK juga mampu bersaing untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sama halnya siswa yang berasal dari SMA. “Biasanya siswa yang pintar dan berasal dari keluarga mampu akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun kebanyakan jurusan perkuliahan mereka melenceng dari kejuruannya di SMK,” ujarnya.
Sementara untuk berwirausaha diakuinya masih minim. “Guru akan lebih bangga jika siswa didik berani membuka usaha, karena wirausaha bisa membuka peluang usaha bagi orang lain dan punya penghasilan yang tidak terbatas.
Sejauh ini ada alumni SMK Negeri 3 Bandarlampung yang berhasil membuka usaha salon, tailor atau konveksi, dan travel.
Sementara tata boga masih belum ada yang besar usahanya dan perhotelan belum ada yang membuka hotel, biayanya besar,” ungkapnya bergurau.
Oleh karena itu SMK Negeri 3 Bandarlampung dalam proses belajar mengajar turut membekali siswanya untuk berwirausaha.
“Seperti siswa tata boga setelah mereka belajar membuat produk. Mereka diharapkan menjual produk tersebut bukan hanya dilingkungan sekolah, tetapi juga diluar sekolah untuk mengenalkan SMK Negeri 3 Bandarlampung di masyarakat,” pungkasnya.
“Mengenai hasil usaha, sejauh ini siswa berjualan bukan untuk mengincar keuntungan, bisa balik modal sudah cukup. Kalau pun produk tidak laku terjual di luar, biasanya gurunya sendiri yang memborongnya atau siswa yang membeli dengan harga modal.
Terpenting adalah membangun mental wirausaha, punya keberanian untuk menawarkan produk ke orang lain dan menerima kalau produk ditolak atau dikritik pembeli,” imbuhnya.
“Masih banyak orangtua siswa beranggapan sekolah kejuruan banyak menelan biaya terlalu tinggi padahal kalau dipahami, sekolah di SMK justru biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan siswa itu sendiri, bukan untuk sekolah, pihak sekolah hanya memberikan materi dari kegiatan yang dipelajari siswa selama siswa masih bersekolah, “ Tutur Suniyar,
“ Untuk itu kami berharap kepada orangtua siswa yang telah mempercayakan anak-anaknya di SMKN 3 Bandarlampung, untuk memotivasi anak-anaknya, terutama kegiatan didalam lingkup kelas guna meningkatkan prestasi siswa itu sendiri.” Ujar Suniyar lagi.
Suniyar juga mengingatkan, bagi orangtua yang selama ini, ada kejanggalan terhadap biaya diluar biaya komite sekolah yang telah dirapatkan, untuk segera berkoordinasi guru bidang study atau guru bidang kewirausahaan, harapnya. (red).