Bandarlampung, Mediamerdeka.co- Di era digital saat ini, untuk jadi pengusaha sesorang tidak harus menempuh pendidikan tinggi. Namun bisa juga dimulai sejak dini, terutama bangku sekolah menengah.
Hal inilah yang mendasari pihak SMKN 3 Bandarlampung (Balam) untuk terus mengembangkan kemampuan siswanya untuk jadi pengusaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Siswa SMKN 3 kita arahkan sejak dini untuk menjadi pencipta bukan pencari lapangan kerja,”jelas Kepsek SMKN 3 Bandarlampung, Suniyar, S.Pd, M.Pd, Rabu (12/12/2018) di ruang kerjanya usai membuka di sekolah tersebut.
Oleh karena lanjuta dia, saat ini pihak SMKN 3 terus konsen untuk mengembangkan konsep Technopark kepada para siswanya. Terutama siswa kelas 12. “Jadi saat lulus siswa sudah punya keahlian untuk membuka usaha dan tidak lagi disibukan untuk mencari pekerjaan,”jelasnya.
Sementara itu, ketua Technopark SMKN 3 Bandarlampung, Rosmawizar, ST.Par, mengatakan, Technopark adalah sarana untuk menghubungkan dunia pendidikan dan dunia industri bersama instansi pemerintah sebagai pusat inovasi, pelatihan dan inkubasi bagi start up atau pengusaha muda.
Oleh karenanya kata dia, program ini sangat bagus dan bermanfaat untuk para siswa.”Untuk di SMKN 3 sendiri program ini telah beberapa waktu lalu dimula.
Hari ini kita melaunching program tersebut sekaligus menggelar seminar serta pelatihan bisnis,”jelas wanita yang juga menjabat waka penjamin mutu ini. Program ini lanjutnya, merupakan hasil kerjasama dengan sekolah tinggi pariwisata Bandung dan Kementerian pendidikan Nasional. “Secara nasional ada sekitar 22 SMK yang dipilih untuk melaksanakan program ini. Salah satunya SMKN 3 Bandarlampung,”jelasnya.
Sementara itu Dian AnggrainiW, S.Pd Waka Kesiswaan menyambut baik adanya program ini. “Kita sangat menyambut baik adanya program ini. Dan siswa juga antusias untuk mengikuti program ini,”jelasnya.
Program ini kata Dian adalah upaya semakin mendekatkan siswa dengan dunia digital saat ini terutama internet. “Jadi siswa bisa jadi pengusaha sukses dengan cara merabah pasar online, seperti yang saat ini sedang berkembang.
Sementara itu, pembukaan Technopark expo dan Entrepreneurs Day di halaman SMKN 3 berlangsung meriah.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kasi kurikulum, Dinas Pendidikan Lampung, Wilson dan para undangan lainnya. Wilson berharap program ini bisa berjalan seperti yang diharapkan. Dan menghasilkan program tepat guna, terutama untuk dunia pariwisata Lampung.
Dalam kesempatan ini seluruh kelas dari berbagai jurusan yang ada di SMKN 3 menampilkan hasil karya inovasinya. Seperti jurusan perhotelan, kecantikan, busana, dan tataboga.
Technopark merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungkan institusi perguruan tinggi dengan dunia industri. Definisi dari Technopark atau Sciencepark adalah suatu kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
Technopark memiliki beberapa fasilitas, antara lain inkubator bisnis, angel capital, seed capital, venture capital.
Stakeholder dari suatu technopark biasanya adalah pemerintah (biasanya pemerintah daerah), komunitas peneliti (akademis), komunitas bisnis dan finansial.
Stakeholder bekerjasama untuk mengintegrasikan penggunaan dan pemanfaatan bangunan komersial, fasilitas riset, conference center, sampai ke hotel.
Bagi pemerintah daerah, technopark menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah. Bagi para pekerja yang berpendapatan cukup tinggi, technopark memiliki daya tarik karena situasi, lokasi dan lifestyle.
Tujuan dari Technopark adalah untuk membuat link yang permanen antara perguruan tinggi (akademisi), pelaku industri/bisnis/finansial, dan pemerintah.
Technopark mencoba menggabungkan ide, inovasi, dan know-how dari dunia akademik dan kemampuan finansial (dan marketing) dari dunia bisnis.
Diharapkan dari penggabungan ini dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan, dengan harapan untuk memperoleh economic return yang tinggi.
Adanya technopark membuat link yang permanen antara perguruan tinggi dan industri, sehingga terjadi clustering dan critical mass dari peneliti dan perusahaan. Hal ini membuat perusahaan menjadi lebih kuat. ()