” Hukum Qurban Sunah Muakad”
Ibadah kurban merupakan salah satu upaya umat muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Hukum kurban ini sebetulnya sunah muakad artinya meskipun sunah tetapi sangat dianjurkan terutama bagi yang mampu
Namun tak lengkap rasanya melewatkan idul adha tanpa berkurban.
Dan syukur alhamdulilah, Mediamerdeka (MM) di tengah pandemi ini masih bisa berpartisipasi membantu sesama dengan menyembelih hewan kurban yang dibagikan ke lingkungan sekitar.
Momentum berbagi ini bagian kepedulian perusahaan media yang telah berkibar DUA BELAS tahun lalu tepatnya 11 Mei 2008. Lantas apa kaitannya peringatan Hari Raya Idul Adha dengan HUT MM ke- 12 yang bakal dirayakan bulan Agustus ini yang agak terlambat.
Ada yang perlu kita perhatikan sebagai umat Islam bahwa berkurban (udhiyah), kurban (taqarrub), dan berkorban (tadhiyah). Nah, ketiganya memiliki titik persamaan dan perbedaan.
Pertama, berkurban (udhiyah) adalah salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah dengan mengorbankan sebagian kecil harta untuk dibelikan hewan kurban, lalu menyembelihnya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.
Sedangkan kurban (taqqarub) adalah upaya seorang muslim untuk melakukan pendekatan diri kepada Allah baik dengan amalan yang bersifat wajib maupun yang sunnah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw,
“Sesungguhnya Allah berfirman (dalam hadis qudsi): “Siapa yang memerangi kekasih-Ku, niscaya aku telah umumkan perang padanya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku (taqarrub) dengan sesuatu yang paling Aku cintai, dengan sesuatu yang Aku wajibkan. Dan jika hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan yang sunnah, maka Aku mencintainya (HR. Bukhari).
Lalu, berkorban (tadhiyah) adalah makna kurban yang lebih luas, tidak hanya menyangkut penyembelihan hewan kurban semata pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari-hari yang diharamkan umat Islam berpuasa (tasyrik) yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Tetapi tadhiyah juga bisa berarti berkorban dengan harta benda, jiwa, pikiran dan apa saja yang bisa bermanfaat untuk kepentingan orang banyak, terlebih untuk kepentingan meninggikan dan tegaknya kalimat tauhid laailaaha illallah.
Ketika pemahaman tadhiyah (semangat berkorban) di atas disepakati, maka sesungguhnya spirit kurban sangat berkaitan erat dengan semangat HUT MM ke 12 dengan tagline spirit die hard (pantang menyerah) dalam kondisi apapun.
Bukan kah misi koran juara alias nomor wahid yang dicetuskan faunding father Almarhum Mas Cik Yatim pelopor di PWI Lampung, yang diturunkan ilmunya demi perjuangkan bersama.
Artinya bukan tanpa pertimbangan tahun ini kami berkurban di masa pandemi.
Pertama, bentuk rasa syukur kami kepada masyarakat khususnya pembaca setia yang selalu menjadikan MM sebagai referensi bacaan edukatif dan inspiratif dengan prinsip jurnalistik positif. Sehingga tetap eksis nan penuh semangat untuk terus berbagi informasi kabar terhangat di wilayah Provinsi Lampung, Sumbagsel dan Baturaja (OKU).
Kedua, berkurban di tengah pandemi sebagai jaringan pengaman sosial karena bisa membantu meringankan beban masyarakat dalam kondisi sulit saat ini, sekaligus membangun kekuatan sosial masyarakat.
Ketika banyak yang di-PHK dan para pengusaha gulung tikar maka kurban kita dapat menjadi bukti keimanan dan ketakwaan.
Ketiga, memupuk kebersamaan dan perintah Allah SWT. Era normal yang baru bukan momen berputus asa, namun bisa jadi kunci keberkahan. Dengan kondisi serba terbatas, maka berkurban adalah cara menjadi bentuk nyata rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.
Bahkan, perintah kurban sendiri sudah diterapkan sejak masa Nabi Adam, Nabi Ibrahim, dan Nabi Muhammad. Tercantum dalam Alquran di surat Al-Kautsar ayat 2 dan surat Al-Hajj ayat 34-35
Terakhir, cetak sejarah baru. Bukan hanya sekedar ritual tapi berkurban menjadi tradisi bagi kita semua dapat meneladani sekaligus meningkatkan level pengamalan spirit pengorbanan yang telah diajarkan Nabi Ibrahim.
Jangan khawatir untuk berkurban. Insyaa Allah, Allah SWT yang akan menjaga kita semua.
Kami KELUARGA BESAR MEDIAMERDEKA mengucapkan
“Mohon maaf lahir dan batin….atas penyajian yang selama ini kami buat, bukan lantaran faktor kesengajaan tetapi kami menulis berdasarkan fakta dilapangan, untuk itu dengan kerendahan hati, bila salah dan khilaf……..kami mohon maaf dan mengucapkan
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 10 Dzulhijjah 1441 H“
Semoga kita semua mendapatkan rahmat.. maghfiroh.. hidayah dan inayah-Nya…
Serta perbuatan kita diijabah Allah Subhanahu Wata’aala🙏🙏🙏
Aamiin …aamiin…
aamiin yaa robbal’alaamiin….Wallahu’alam. (*)