Warning: getimagesize(https://mediamerdeka.co/wp-content/uploads/2018/06/20180614_190909.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u711060917/domains/mediamerdeka.co/public_html/wp-content/plugins/easy-social-share-buttons3/lib/modules/social-share-optimization/class-opengraph.php on line 611
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan keputusan Awal Syawal 1439H jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018 , Kamis (14/6/2018)

Akhirnya, Pemerintah Tetapkan 15 Juni Sebagai 1 Syawal

Loading

Jakarta,mediamerdeka.co– Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1439 Hijrah jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018. Penetapan itu dilakukan dalam sidang isbat pada Kamis (14/6/2018) petang di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Keputusan tersebut telah mempertimbangkan pendapat dan masukan dari berbagai pihak. “Seluruh peserta sidang bersepakat, sidang isbat tadi telah nenetapkan bahwa 1 Syawal 1439H jatuh pada hari Jumat 15 Juni 2018. Dengan demikian maka besok hari (Jumat, 15/6/2018) kita sudah tidak berpuasa. Besok pagi seluruh umat Muslim di Tanah Air akan menunaikan ibadah Salat Ied,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan keterangan pers usai Sidang Isbat , Kamis (14/6/2018).

Melalui mekanisme isbat, penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1439 H oleh Kementerian Agama dibuat berdasarkan dua cara. Melalui perhitungan hisab dan metode rukyat berdasarkan laporan petugas yang melakukan pengamatan. Isbat diawali dengan pemaparan oleh Tim Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal secara astronomis. Paparan dibacakan oleh Ahli Astronomi Cecep Nurwendaya.

Lukman mengatakan, setidaknya ada enam petugas melaporkan melihat hilal. Sementara, pantauan terhadap hilal dilaksanakan di 97 titik pemantauan yang tersebar di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. “Sidang isbat diawali pemaparan tim Peneliti Badan Hisab Rukyat Kemenag terkait posisi . Dan hilal dilihat dari seluruh wilayah di Tanah Air, bahkan dilihat di berbagai negara di dunia,” ucap Menag.

12 pelaku rukyatul hilal yang bekerja di bawah sumpah melaporkan jika posisi hilal terlihat dari wilayah Kota Manado, Palu, Gresik, Yogyakarta dan Jakarta Utara.  “Posisi hilal berada diantara 6 derajat 4 menit sampai dengan 7 derajat 34 menit dari seluruh wilayah Tanah Air ini,” paparnya.

Sidang isbat dihadiri sejumlah unsur seperti dari duta besar negara sahabat, Mahkamah Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

Selain itu, hadir juga delegasi Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, pejabat Kementerian Agama dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. Sidang penetapan awal bulan Syawal dimulai pukul 16.00 WIB dengan diawali paparan astronomi terutama membahas posisi hilal terkini.

Sidang Isbat digelar tertutup dan diikuti tamu undangan. Sidang membahas pertimbangan-pertimbangan rukyat dan hisab untuk menentukan awal Syawal. Kegiatan itu terbatas bagi kalangan tertentu sesuai permintaan ormas sehingga tidak memicu polemik di tengah masyarakat.

Isbat diakhiri dengan pengumuman hasil sidang yang dilakukan dengan kegiatan jumpa pers bersama awak media televisi, radio, cetak dan online. Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar pemantauan hilal dan sidang isbat untuk menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H.o\

Berita Terkait

Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin 2024, Jasa Raharja Sampaikan Komitmen Dukung Upaya Strategis Seluruh Stakeholder

Bali (MM) – Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono, mengikuti Apel Gelar Pasukan Operasi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *