500 Jamaah Majlis Taklim An-Nahdlah, Sholat Id di Lapangan Kotasepang Tadi Pagi

Loading

Mediamerdeka.co- Takbir menggema sebagai tanda telah datangnya hari raya Iduladha. Hal itu telah dirasakan sekitar 500 jemaah yang tergabung dalam majelis taklim An-Nahdlah dengan telah menggelar salat Id di lapangan wilayah Jalan Sultan Agung, Kotasepang, Selasa (21/8/2018).

Pengasuh Majlis Taklim An-Nahdlah, Bustomi Al-Jawy menjelaskan kaum muslim sebagian besar seluruh dunia sudah menetapkan 10 Zulhijjah, sehingga salat Iduladha pun dilaksanakan pada Selasa ini. Sebab, Amir Mekkah menetapkan pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah jatuh pada Senin (20/8) kemarin.

“Iduladha seharusnya tidak ada perbedaan, karena dasar pelaksanaannya ada dalam hadits Rasulullah saw. terkait kewenangan Amir Mekkah dalam menetapkan 1 Zulhijjah yang tanggal 9 adalah Arafah,” kata Bustomi usai salat id.

Menurutnya, salat Iduladha sepatutnya tidak memiliki perselisihan. Sebab, ketika Arafah sudah dilakukan, maka secara otomatis Iduladha telah jatuh sehari setelahnya. “Jika dibilang tidak berkaitan waktu dan tempat berarti menyelisihi yang disampaikan rasul. Kalau Idulfitri masih bisa berselisih, karena soal rukyah tiap daerah berbeda-beda, tetapi Iduladha seharusnya satu,” ujarnya.

Dia melanjutkan, pelaksanaan salat tersebut yang tergabung dalam majlis taklimnya digelar pula di Metro, Kalianda, Tanjungbintang, dan beberapa daerah Lampung lainnya. “Untuk penyembelihan hewan kurban kami laksanakan dihari kedua,” urainya.

Senada, salah satu jemaah, Ahmad Rifki (48) warga Jalan P. Singkep, Sukabumi, Bandar Lampung mengatakan secara pribadi dirinya senang sudah menunaikan salat Iduladha. “Saya merujuk pada wukuf di Arafah yang sudah digelar Senin dan waktu Indonesia-Arab Saudi itu hanya beda 4 jam. Untuk itu saya pribadi mengambil kesimpulan untuk solat hari ini,” tuturnya.

“Iduladha seharusnya tidak ada perbedaan, karena dasar pelaksanaannya ada dalam hadits Rasulullah saw. terkait kewenangan Amir Mekkah dalam menetapkan 1 Zulhijjah yang tanggal 9 adalah Arafah,” kata Bustomi usai salat id.

Menurutnya, salat Iduladha sepatutnya tidak memiliki perselisihan. Sebab, ketika Arafah sudah dilakukan, maka secara otomatis Iduladha telah jatuh sehari setelahnya. “Jika dibilang tidak berkaitan waktu dan tempat berarti menyelisihi yang disampaikan rasul. Kalau Idulfitri masih bisa berselisih, karena soal rukyah tiap daerah berbeda-beda, tetapi Iduladha seharusnya satu,” ujarnya.

Dia melanjutkan, pelaksanaan salat tersebut yang tergabung dalam majlis taklimnya digelar pula di Metro, Kalianda, Tanjungbintang, dan beberapa daerah Lampung lainnya. “Untuk penyembelihan hewan kurban kami laksanakan dihari kedua,” urainya.

Senada, salah satu jemaah, Ahmad Rifki (48) warga Jalan P. Singkep, Sukabumi, Bandar Lampung mengatakan secara pribadi dirinya senang sudah menunaikan salat Iduladha. “Saya merujuk pada wukuf di Arafah yang sudah digelar Senin dan waktu Indonesia-Arab Saudi itu hanya beda 4 jam. Untuk itu saya pribadi mengambil kesimpulan untuk solat hari ini,” tuturnya.

Berita Terkait

Buka Rakernas, Pj Gubernur Lampung Ajak Peran Dokter Maksimal

Bandarlampung (MM)-Pj. Gubernur Lampung, Samsudin, membuka Rapat Kerja Nasional Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *