Home Industri Gunakan Minyak Jelantah Izinnya Akan Dicabut

Loading

Bandarlampung,mediamerdeka.co–Adanya dugaan penggunaan minyak makan abis pakai/jelantah untuk home industri penggorengan tahu di wilayah Gunung Sula, membuat Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Bandar Lampung melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah home industri tersebut.

Dalam sidaknya Disdag tidak menemukan adanya penggunaaan minyak jelantah pada usaha home industri yang ada di Gunung Sulah.

Kemungkinan informasi akan turunnya tim Disdag ke sejumlah home industri penggorengan tahu di wilayah Gunung Sulah diduga telah bocor.

Menurut Sekretrais Disdag Doan, pihaknya sudah melakukan sidak dan turun langsung sesuai dari informasi yang dimuat di media cetak maupun online beberapa hari lalu. Dan hasilnya tidak ada penggunanan minyak jelantah oleh home Industri di Gunung Sulah.

“Kita kemarin (Senin, 2/7) sudah sidak dan langsung mengecek,  dan memeriksa minyak yang digunakan dalam produksi home industri di Gunung Sulah, hasilnya sementara tidak ada, bahkan kita juga tadi langsung ikut mencicipi hasil produksinya,” ungkap Doan, kemarin.

Menurut Doan, pihaknya  melakukan cek dengan menyambangi sekitar lima lokasi home industri  di Gunung Sulah secara acak, dan  sidak tetap akan dilanjutkan kembali di lokasi yang sama. “Kita akan sidak lagi, tapi  random,  kami juga  sudah imbau pengusaha home industri itu agar tidak menggunakan minyak jelantah atau bekas, karena membahayakan kesehataan, konsumen,” tukasnya.

Pasalnya kata Doan pemasok minyak jelantah ilegal dan  penampungnya bisa dikenakan sanksi  tegas. “Kalau ada yang menggunakan minyak jelantah maka pemasok atau tempat mereka megambil minyak misalnya restoran atau lainnya bisa ditindak, bahkan izinnya bisa dicabut,” tegasnya.

Sebelumnya  warga  mengeluhkan adanya dugaan penjualan minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah  yang didistribusikan di wilayah Kota Bandar Lampung, khususnya daerah home industri, Gunung Sulah.
Hal ini disampaikan Zuliandi warga Tanjung Senang yang meminta  dinas terkait   tegas  menindak penjualan minyak jelantah di kawasan home industri di daerah Gunung Sulah itu.   Pasalnya Zul mengaku ia dan keluarganya,  mengalami sakit tenggorongan akibat mengkonsumi produk makanan  yang dibeli di kawasan home industri tersebut.
“Saya dan keluarga mengalami sendiri sehabis menkonsumsi   tahu itu langsung  gangguan tenggorokan sampai batuk-batuk,”  kata Zul, Kamis (28/6). Bahkan Zul  mengakui  ia melihat langsung cara  produksi  home industri yang menggunakan minyak  berwarna hitam.
“Saya melihat langsung saat membelinya,  warna minyaknya hitam, seharusnya jangan pakai minyak jelantah tapi pakai minyak curah, itu lebih aman,”  tukasnya yang diamini Saleh warga lain. (roni)

Berita Terkait

Ketum PKDL Riana Sari Arinal Serahkan Bansos Program Yansos Jejama

Pringseewu (MM)- Ketua Umum Perhimpunan Komunitas Disabilitas Lampung (PKDL) Ibu Riana Sari Arinal menyerahkan bantuan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *