Way Kanan – Dalam rangka memperingati HUT ke-20 Kabupaten Way Kanan tahun 2019, Pemkab Way Kanan menggelar lomba mewarnai tingkat PAUD/TK, pidato berbahasa Lampung tingkat SMP dan strory telling tingkat SD se-Kabupaten Way Kanan, Selasa 16 April 2019.
Bupati Raden Adipati Surya mengatakan,
lomba mewarnai, pidato Bahasa Lampung dan story telling (bercerita leluhur) adalah kegiatan yang melibatkan berbagai komponen, baik peserta maupun pendamping, merupakan proses pembelajaran yang panjang.
“Mengingat para peserta terlebih dulu telah mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari Bapak-bapak, ibu – ini. Guru pendamping. Untuk itulah kepada para pembimbing saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya karena telah bersusah payah memberikan bimbingan kepada anak-anak kita. Mudah-mudahan apa yang dipersembahkan Bapak ibu guru kepada putra-putri kita akan dikenang sepanjang masa mereka dan sekaligus dapat mengantarkan putra-putri kita dalam penelusuran minta dan bakat,” kata dia.
Orang nomor satu di Kabupaten Way Kanan ini menuturkan, dewasa ini bahasa Lampung dan story telling atau bercerita tentang legenda terasa semakin terpinggirkan.
“Debagian dari anak-anak muda kita malu menggunakan bahasa Lampung dan bercerita tentang leluhur, padahal ini adalah kekayaan budaya kita yang sudah semestinya kita junjung tinggi,” tuturnya.
Terkait dengan perkembangan budaya Lampung di Kabupaten Way Kanan, Pemkab sangat mendukung upaya pelestarian budaya yang salah satunya adalah mewajibkan penggunaan Bahasa Lampung bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Way Kanan.
“Fan ini sudah dituangkan dalam surat edaran Bupati Way Kanan Nomor: 060/59/1-II/WK/2017 tanggal 25 April 2017 tentang ketentuan pengunaan Bahasa Lampung Way Kanan setiap hari Rabu sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah,” ucapnya.
Ia berujar, ada dua aktor yang mempengaruhi lunturnya budaya daerah. Pertama, faktor eksternal adalah ketika generasi muda/pelajar lebih bangga terhadap budaya asing dari pada budaya sendiri. Selanjutnya adalah, faktor internal terjadi ketika para orang tua tidak mengajarkan tentang budaya kepada anaknya, sehingga anak-anak tidak peduli dengan eksistensi budayanya sendiri, sebagai contoh generasi muda mungkin tidak mengetahui lagu-lagu dan tarian dari daerah mereka sendiri tetapi mereka bisa dengan mudahnya menarikan dance modern atau balet dan menyanyikan lagu-lagu anak sekarang (pop, rock) dan sebagainya.
“Melalui rangkaikan kegiatan HUT Kabupaten Way Kanan ke-20 yang salah satunya adalah lomba pidato bahasa Lampung, maka diharapkan melalui kegiatan ini akan tumbuh generasi muda yang memahami adat istiadat khususnya adat dan budaya Lampung Way Kanan sehingga adat istiadat kita tetap lestari,” paparnya.