Warning: getimagesize(https://mediamerdeka.co/wp-content/uploads/2019/05/PENUMPANG.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u711060917/domains/mediamerdeka.co/public_html/wp-content/plugins/easy-social-share-buttons3/lib/modules/social-share-optimization/class-opengraph.php on line 601

Jelang Mudik 2019, Penumpang Kapal dan Bus Diprediksi Naik 15 Persen

Loading

Mediamerdeka.co- Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (DPC Gapasdap) cabang Bakauheni, memprediksi jumlah penumpang bus dan kapal diprediksi naik sekitar 15 persen. Faktor mahalnya tiket penerbangan membuat sejumlah masyarakat yang mudik memilih moda transportasi darat dan laut.

Kenaikan tiket pesawat yang sudah berlangsung sejak sebulan terakhir, bahkan akan semakin tinggi saat angkutan lebaran. Kondisi tersebut, bisa menguntungkan bagi operator kapal di lintas Bakauheni-Merak dan sebaliknya.

Dari sekitar 71 unit kapal roll on roll off (Roro) berada di bawah naungan Gapasdap serta Indonesia National Ferry Owner Association (INFA), sebanyak 68 kapal roro yang sudah menjalani uji petik siap melayani angkutan lebaran di lintas Selat Sunda.

Warsa mengatakan, peningkatan pengguna jasa penyeberangan selain faktor kenaikan tiket pesawat, juga terkoneksinya tol Jawa dan Sumatra. Sebagai perbandingan, penerbangan Tanjungkarang-Yogyakarta paling murah dipatok Rp1.164.400 untuk maskapai Lion Air dan Garuda Rp1.579.190. Kedua maskapai tersebut bahkan harus transit di bandara Soekarno Hatta.

Sementara, dengan moda bus Antar Kota Antar Provinsi seperti DAMRI, penumpang hanya cukup membayar Rp340.000 per orang.

“Tiket tersebut untuk per orang, sementara saat mudik kerap masyarakat pulang mengajak anggota keluarga, efesiensi biaya bisa ditempuh dengan memilih moda transportasi bus atau menggunakan kendaraan pribadi, karena lebih murah,” terang Warsa, Minggu (19/5/2019).

Peralihan minat masyarakat menggunakan moda transportasi kendaraan, terutama dari Jawa ke Sumatra dan sebaliknya, bisa berdampak positif bagi penyedia jasa pelayaran.

Setiap kapal bisa melayani hingga empat trip dalam sehari, dengan muatan kendaraan berbagai golongan operasional kapal bisa ditutup. Meski demikian, kondisi tersebut bisa terjadi jika muatan kapal didominasi kendaraan roda empat. Sebaliknya, jika didominasi kendaraan roda dua pendapatan operator bisa lebih kecil.

Peningkatan volume kendaraan roda empat dan roda dua, sebutnya, tergantung dengan jadwal pelayanan kapal. Sebab, pada sejumlah dermaga reguler, kapal roro bisa mengangkut bus, truk dan kendaraan lain. Sementara pada saat terjadi kepadatan, kapal bisa hanya mengangkut kendaraan roda dua.

Harga tiket kendaraan roda dua per unit yang hanya Rp50.000 per kendaraan, kerap tidak sebanding dengan biaya operasional.

“Pada angkutan mudik, operator kapal kerap melakukan tugas kemanusiaan untuk memperlancar arus mudik dengan keuntungan dikesampingkan,” beber Warsa.(red/cn)

Berita Terkait

Pj. Gubernur Samsudin All Out Dukung Atlet PON Lampung

Aceh (MM)– Pj. Gubernur Lampung Samsudin all out memberi dukungan kepada atlet Pekan Olah Raga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *