Bandarlanpung, mediamerdeka.co- Hingga September 2017 berdasarkan data BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) Lampung, terdapat 10.552 TKI asal Lampung. Kesemuanya bekerja di berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Brunei Darussalam. Dengan mayoritas bekerja di sektor informal seperti asisten rumah tangga dan baby sitter.
Berdasarkan data BP3TKI juga, Lampung Timur merupakan penyumbang terbesar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan jumlah 3.810.
Hal ini terkonfirmasi Ahmad Jajuli, Calon Wakil Gubernur Nomor 4, saat melakukan kampanye terbatas dengan tajuk Ketupat (Ketemu Paslon Nomor 4) Kece di Way Jepara, Lamtim, Sabtu (26/5).
Dalam Ketupat tersebut, Ahmad Jajuli mendapatkan curhat dari seorang Ibu, Ngasini (60), yang pernah menjadi TKI selama 2 tahun 2 bulan di Arab dari tahun 1999 hingga 2001.
“Pak Jajuli saya pernah kerja di Arab, sampai kayak mau mati,” tutur Ngasini sambil terisak, lalu menyeka air matanya di hadapan Cawagub Jajuli.
“Majikan saya kasar, senang marah-marah, dan pelit. Saya kapok balik lagi kerja ke sana. Saya berharap Bapak yang jadi Pemimpin di Lampung sehingga dapat menurunkan TKI asal Lampung ” tuturnya lagi.
Merespon hal tersebut, Ahmad Jajuli menyampaikan ikut bersedih dan prihatin atas kejadian yang menimpa Ngasini saat menjadi TKI beberapa waktu lalu.
“Apa yang disampaikan Bu Ngasini persis seperti apa yang kami temui saat menjadi Anggota DPD RI. Kami bermitra dengan Kementerian Tenaga Kerja RI dan beberapa kali ditugaskan ke negara-negara penempatan TKI, banyak menemukan kesedihan-kesedihan seperti yang dituturkan Ibu Ngasini,” ungkap pria asal Banten yang telah hidup di Lampung sejak usia 17 tahun.
Diapun berkomitmen dimasa kepemimpinannya kelak, jumlah TKI asal lampung jadi makin berkurang melalui manfaat program Kartu Jaminan 4 (KJ4) khususmya dalam jaminan usaha dan kemandirian.
“Jaminan usaha dan kemandirian dalam KJ4, Insya Allah akan menambah jumlah wirausaha baru di Lampung hingga 150 ribu orang pertahun dan bantuan modal serta pendampingan bagi 500 ribu UMKM dan koperasi,” ungkap Cawagub Jajuli.
Menurutnya jika di Indonesia terlebih Lampung ada pekerjaan atau usaha yang bisa memberi kehidupan ekonomi yang baik, tentu saja akan lebih memilih bekerja di Indonesia.
“Bukan begitu ibu-bapak?,” tanya Jajuli yang spontan dijawab seluruh peserta Ketupat, “betul”.
Di penutup acara, dilakukan simulasi pencoblosan dipimpin Ahmad Jajuli bersama Ngasini.
“Bismillah, 27 Juni kita coblos nomor 4 gambar hati,” ajak Jajuli dan Ngasini sambil menusukkan bambu runcing ke alat peraga banner berbentuk menyerupai kertas suara. (red)