Mediamerdeka.co-Mahasiswa KKN UnilaPeriode 2 tahun 2018 yang ditempatkan di Desa Gantiwarno, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur mencoba berinovasi dengan singkong racun. Pasalnya, nasib singkong racun yang melimpah di desa tersebut hanya sampai ke pabrik tapioka terdekat.
Sejak dulu hingga kini masyarakat disibukkan dengan panen singkong racun. Sementara para petani hanya menjual mentah ke pengumpul atau ke pabrik tapioka.
Keadaan ini berlangsung setiap tahun karena kurangnya kemampuan masyarakat desa Gantiwarno untuk mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Tradisinya disini ya begitu, karena kami takut gagal untuk untuk mengolah menjadi makanan dan takut berbahaya untuk konsumsi bagi masyarakat, maka kami hanya menjual langsung setelah dipanen, ujar salah satu petani, Sarno (55 th).
Hal ini menjadi perhatian dari mahasiswa/i KKN Unila berjumlah 11 orang mahasiswa yang ditempatkan di desa tersebut. Mereka mengadakan pelatihan ekonomi kreatif sekaligus berinovasi dalam mengolah singkong racun menjadi krupuk yang sangat gurih. “Kami berharap masyarakat dapat membuat produk dari singkong racun dan dapat meningkatkan pengahasilan khususnya bagi petani singkong di desa ini,” ujar salah satu mahasiswa KKN Tajudin Afgani (Pend.Biologi’15)
Kerupuk aneka rasa merupakan produk yang berhasil ditelurkan lewat program mahasiswa KKN ini. Selain itu, pengepakan produk dan training marketing juga mereka berikan kemasyarakat karena merupakan salah satu bagian yang saling berkaitan dengan inovasi pengolahan tersebut dan diberikan secara terencana dan terprogram oleh mahasiswa KKN, ujar Nadia Fitriani Asyari (Pend. Bimbingan Konseling ’15).(/Red/Nadia)