Warning: getimagesize(https://mediamerdeka.co/wp-content/uploads/2019/02/IMG-20190209-WA0001.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u711060917/domains/mediamerdeka.co/public_html/wp-content/plugins/easy-social-share-buttons3/lib/modules/social-share-optimization/class-opengraph.php on line 611

Di Undang Presiden ke Istana Negara Harmonis Siaga Putra Sampaikan Keluhan Petani Tebu

Loading

Mediamerdeka.co-Presiden Joko Widodo (jokowi) adakan pertemuan dengan petani tebu seluruh Indonesia. Dalam pertemuan itu, tak hanya menerima masukan dari para petani, Jokowi pun berjanji akan menaikkan harga pokok pembelian (HPP) gula.

“Saya masih belum secara detail mengenai permasalahan, terutama berkaitan dengan harga. Saya minta bisikan dari Pak Menko (Menko Perekonomian Darmin Nasution, red), tapi juga belum nangkep betul, makanya saya minta dari yang dari Lampung ada tidak?” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).

Untuk mengetahui permasalahan rill di lapangan, Jokowi mempersilahkan para petani dari Lampung hingga Jawa Barat maju. Mereka diminta menceritakan problem petani tebu di lapangan.

Dalam acara tersebut, sejumlah petani tebu menyapaikan keluhan serta aspiarasi yang diinginkan

Seperti yang disampaikan Harmonis Siaga Putra asal Lampung. Harmonis mengatakan bantuan sosial dari Kementerian pertanian selama tiga tahun terakhir tidak sampai kepatani walau pun kami sudah berberapa kali sampakan padahal petani tahun 2014 sudah dapat pupuk untuk modal mengolah lahan, bansos itu diakui Harmonis sangat membantu mengurangi ongkos produksi petani tabu.

“karena ada kebijakan pemerintah harus ada sertifikasi bibit sedangkan semua perusahan gula di Lampungtidak mau mengeluarkan sertifikasi itu, “ungkap Harmonis siaga putra.

Mulyadi, petani tebu asal Jawa Barat, menjelaskan betapa sulitnya menjual gula karena kebijakan yang dikeluarkan. Ia berharap pemerintah menetapkan HPP gula terendah sebesar Rp 10.500/kg.

“Sulit menjual tahun kemarin dari giling pada Mei akhir selesai dijual Desember akhir terkendala beberapa kebijakan untuk Menteri Perdagangan. Harga Rp 9.700 belum ada keuntungan. Kami harap Rp 10.500 jadi acuan pemerintah harga acuan terendah, bukan tertinggi,” ujar Mulyadi.

“Kalau tertinggi Rp 12.500, insyaallah terima kalau pemerintah bantu alatnya, rendemen bisa dinaikkan. Kalau nggak dilakukan, harga berapa pun bisa dinaikin,” imbuhnya.

Jokowi juga mendengar keluhan dari petani lainnya. Jokowi menangkap problem yang dihadapi, seperti revitalisasi mesin dari pabrik BUMN. Kemudian soal kenaikan HPP gula.

“Harga minta naik ke Rp 10.500, tolong diberi waktu seminggu saya akan undang Pak Mitro (Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Soemitro Samadikoen, red) dan mungkin dari DPD nanti saya undang dari APTRI bicara soal ini. Jangan saya baru tahu terus minta diputuskan. Intinya, semangatnya kita naikkan. Berapanya belum diputuskan,” terang Jokowi.

Permasalahan lain yang diterima Jokowi adalah sistem bagi hasil bagi petani tebu. Jokowi mengatakan nantinya permasalahan yang ia terima akan dirumuskan bersama tim kecilnya.

“Jangan dipikir semua hal saya ngerti, setiap hari saya ke daerah, ke desa. Tapi hal-hal ini kalau nggak ketemu langsung dengan pelaku-pelaku nggak nangkep. Jangan dipikir presiden ngerti semuanya, nggak. Nanti dengan tim kecil nanti segera saya umumkan,” pungkasnya. (rls)

Berita Terkait

Kembangkan Desa Wisata Berkeselamatan, Jasa Raharja Luncurkan Program Beta-JR di Desa Karangrejek

Gunungkidul (MM) – Jasa Raharja meluncurkan program inovatif“Bakti Talenta Jasa Raharja” (Beta-JR), di Dukuh Karangrejek, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *