Warning: getimagesize(https://mediamerdeka.co/wp-content/uploads/2018/03/CD53AD4C-616C-4378-810C-00BA987130E2.jpeg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u711060917/domains/mediamerdeka.co/public_html/wp-content/plugins/easy-social-share-buttons3/lib/modules/social-share-optimization/class-opengraph.php on line 611

Ridho-Bachtiar Pelopori Distribusi Pupuk Online Di Indonesia

Loading

Mediamerdeka.co- Lampung menerapkan pembelian pupuk lewat online. Pola ini kali pertama di Indonesia. Sistem ini mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2016.Diharapkan dengan sistem ini tidak ada lagi masalah dalam distribusi pupuk dan harus sampai ke petani yang tercantum dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Dinas terkait juga telah menggelar bimbingan teknis bagi penyuluh pertanian dan operator komputer untuk menyusun RDK online.
Ditargetkan penyuluh memahami teknologi informasi yang akan dipakai dalam penebusan pupuk online. Sebab, terjadi efektivitas penerapan teknologi dan kebutuhan petani.
Dengan demikian celah untuk “bermain” di lapangan dapat diperkecil dan tidak ada ruang gerak bagi penyimpangan distribus pupuk bersubsidi, karena esensi Pergub itu adalah pengamanan distrubusi agar benar-benar sampai ke petani.

Terobosan ini diluncurkan 6 Mei 2016. Saat uji coba, terdapat beberapa kendala, tapi terobosan ini diminati banyak petani. Penyaluran tahap pertama, berdasarkan billing system, dilakukan di Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan. Petani yang terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) membeli pupu secara on line melalui Bank Lampung. Pesanan petani terhubung ke PT Pusri dan PT Petrokimia Gresik, dua distributor pupuk. Pesanan diantar distributor ke petani.
Jenis pupuk yang bisa dipesan secara online adalah urea, NPK, SP-36, dan organik. Hingga Hingga September 2016, penyaluran pupuk online mencapai 626,18 kilogram urea, 509,16 kilogram NPK, 26,51 kilogram SP-36, dan 13,2 kilogram pupuk organik, dengan total tebusan Rp 2,5 miliar.

Lampung termasuk yang terbesar mendapat alokasi pupuk bersubsidi. Hingga Agustus 2016, penyaluran pupuk bersubsidi di Lampung mencapai 123 ribu ton urea, 32,8 ribu ton SP-36, 112 ribu ton NPK, 9,6 ribu ton ZA, dan 8,4 ribu ton pupuk organik. Besarnya alokasi membuat penyaluran pupuk menjadi incaran oknum untuk diselewengkan ke sektor perkebunan. Sektor pertanian adalah yang kali pertama dibenahi Muhammad Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri. Kedua pemimpin ini mendesak semua pihak tidak lagi menyelewengkan pupuk, dan menyebabkan kelangkaan.

Ridho juga mengapresiasi petani Lampung Selatan atas keberhasilan uji coba penyaluran pupuk bersubsidi sistem online. “Uji coba secara umum berjalan baik dan lancar. Kita berharap dengan keberhasilan ini Pemerintah Provinsi dapat menerapkan sistem penyaluran pupuk online ini kabupaten lain di Provinsi Lampung,” kata Ridho Juni 2017 lalu. (Red)

Berita Terkait

Forum Komunikasi Lalu Lintas (FKLL) Provinsi Lampung Siapkan PAM Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Bandar Lampung (MM) – Forum Komunikasi Lalu Lintas (FKLL) Provinsi Lampung mengadakan rapat di Ball …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *