Jakarta,mediamerdeka.co- Mantan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang proaktif melakukan klarifikasi soal pidatonya kepada sejumlah tokoh Ormas Islam atas.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Beni untuk menyikapi viralnya potongan pidato Kapolri terutama di lini masa media sosial. Dalam pidato tersebut, Kapolri menegaskan agar institusi kepolisian dari semua tingkatan memperkuat atau membangun kerja sama dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Menurut Beni, keliru jika menginterpretasikan peryataan Kapolri yang disampaikan pada 8 Februari 2017 di acara halaqah yang diselenggarakan pesantren milik Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin tersebut dianggap sebagai pemecah belah umat.
“Justru di sinilah terdapat I’tibar (mengambil pelajaran, red) untuk merekatkan umat karena dengan peryataan tersebut justru semakin menunjukkan bahwa posisi umat Islam amatlah besar dalam andil mendirikan Bangsa yang kita cintai ini dan disini pulalah letak kenegarawanan Kapolri yang mengambil langkah proaktif untuk bertemu dengan Ormas-ormas Islam,” kata Beni di temui di Masjid Cut Mutia Jakarta, Kamis (1/2).
Beni Pramula -yang juga tercatat sebagai alumni 212 dan merupakan Koordinator Gerbong Pemuda dan Mahasiswa pada saat Aksi Bela Ulama GNPF MUI 2017- menilai, langkah Kapolri tersebut patut diapresiasi dan terbukti efektif menyejukkan situasi di tengah segelintir oknum yang mencoba memanfaatkan isu ini untuk membuat kegaduhan.
“Kita tentu berharap setelah klarifikasi, polemik seputar hal ini bisa segera diakhiri, dan jangan lagi ada pihak-pihak yang mempolitisir sehingga justru membuat gaduh” kata Beni.
Beni menegaskan bahwa ia sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Ketua MUI KH Ma’ruf Amin yang mengatakan, pernyataan Kapolri yang menyebut selain NU dan Muhammadiyah ingin merontokkan NKRI disampaikan dalam kondisi yang sangat situasional dan kontekstual, dimana pada waktu itu konteksnya dalam rangka menghadapi radikalisme, isu-isu khilafah, dan juga peran nasional yang pada waktu itu agak kencang.
Beni kemudian mengajak umat Islam agar jangan mudah terprovokasi dan berfikir lebih jernih.
“Kita harus lebih jernih dalam menginterpretasikan pesan semiotis dalam pernyataan Kapolri tersebut. Bahwa ada sebuah framing yang sedang dibangun oleh Kapolri untuk membantah pandangan islamofobia,” kata Beni yang saat ini juga menjabat sebagai Presiden Pemuda Asia-Afrika (Asian-African Youth Government/AAYG).
Beni menegaskan, dalam pernyataan kapolri tersebut sesungguhnya adalah untuk memuliakan umat Islam Indonesia yang telah banyak berkonstribusi dalam membangun peradaban Bangsa.
“Untuk itulah saya mengajak, mari kita sudahi polemik yang tidak produktif ini dan merajut kembali persatuan dan kesatuan di bawah bingkai NKRI, tidak perlu diperpanjang karena hanya akan menghabiskan energi dan berpotensi membuat tatanan kenegaraan menjadi gaduh. Kami berharap semua pihak dapat menahan diri,” demikian Beni Pramula.(Red)