Pakuan Ratu, Mediamerdeka.co– Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya menghadiri Tutup Tebang dan Giling Pabrik Gula PT. Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI) tahun 2018 di Kecamatan Pakuanratu, Kamis (01/11/2018).
Dalam kesempatan tersebut Bupati Raden Adipati mengatakan, Gula merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok yang sering dijadikan komoditas politik ekonomi oleh segelintir “Spekulan”, khususnya menghadapi hari-hari besar seperti Bulan Ramadhan/Hari Raya Idul Fitri, Natal dan lain-lain, dengan cara melakukan penimbunan atau bahkan dengan menaikkan harga di luar ketetapan.
“Kondisi seperti ini dialami pula oleh bahan pokok lain seperti: minyak goreng, minyak tanah, beras dan terigu yang sering dijadikan permainan para spekulan, dengan tujuan untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dari kelangkaan komoditas tersebut” terangnya.
Lebih jauh dijelaskan Bupati, Dengan keberadaan Gula PT. Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI) ini tentunya dapat meningkatkan stok produksi gula di daerah Lampung, bahkan Provinsi Lampung akan menjadi sentra gula Nasional, saya percaya dukungan lahan yang cukup, iklim/kondisi tanah yang baik. Maka ke depannya daerah Lampung akan merupakan penghasil gula terbesar dan terbaik di tingkat nasional.
“Seperti diketahui, bahwa PT. Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI) telah lama berdiri dan mengelola kebun tebu yang luas di wilayah ini, baik kebun milik perusahaan maupun milik masyarakat yang menjadi plasma dengan hasil kebun yang cukup besar. Namun untuk pengolahannya menjadi gula sebelum memiliki pabrik sendiri maka PT. Pemuka Sakti Manis Indah (PSMI) harus mengirimkannya ke Bunga Mayang atau ke Lampung Tengah.
Sejak Bulan April Tahun 2009 PT. PSMI sudah mengoperasikan pabriknya sendiri tanpa harus mengirimkan hasil panen ke luar daerah lagi. Sampai saat ini luas areal lahan tebu milik PT.PSMI telah mencapai puluhan ribuan hektar, baik areal inti, mitra mandiri, dan plasma yang tersebar di 4 (empat) kecamatan, yaitu Pakuan Ratu, Negeri Besar, Negara Batin dan Bahuga”, paparnya.
Bupati berharap, agar pola kemitraan yang telah terjalin selama ini agar terus ditingkatkan. Masyarakat yang memiliki lahan tidur dan belukar, dapat dimanfaatkan menjadi plasma. Perusahaan dapat membantu biaya awal kebun yang meliputi pembukaan tanah, penanaman, penyulaman, pemupukan, biaya tebang dan upah angkut. Pola kemitraan ini, hendaknya menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga masyarakat mencintai pabrik ini, rasa memiliki dan saling menjaga satu sama lain sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Selain itu, keberadaan perusahaan juga akan membantu pemerintah, terutama dalam beberapa bidang pembangunan seperti pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Perusahaan berkewajiban menyisihkan sebagian keuntungan untuk kepedulian masyarakat dalam bentuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai bentuk tanggungjawab sosial kepada masyarakat di sekitar perusahaan.
“Harapan kita bersama, dengan dilakukan Tutup Tebang dan Giling tahun ini akan dapat menambah produksi gula di masa mendatang, seraya mengevaluasi tingkat capaian hasil panen dengan rencana pengembangan perusahaan. Dengan efek berantai yang ditimbulkannya, perusahaan telah memberikan manfaat bagi daerah, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani plasma dan seluruh masyarakat Kabupaten Way Kanan”, imbuhnya. (Red/nusi)