DIDUGA SMK SWASTA DI MESUJI MANIPULASI DATA SISWA UNTUK PENCAIRAN DANA BOS
Mesuji,Lampung,mediamerdeka.co – Beberapa SMK Swasta di Mesuji diduga memanipulasi data siswa untuk mencairkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dugaan itu muncul setelah LSM-Badan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi RI (BPPK-RI) melakukan cros cek dibeberapa Sekolah Menengah Kejuruan.Modusnya,sekolah melakukan mark up siswa untuk mendapatkan dana BOS lebih banyak.
Dari dapodik sekolah yang dikirim pihak operator sekolah ke kementerian pendidikan,terjadi penurunan jumlah siswa yang sangat signifikan pada tiap semester.Diduga,pihak sekolah sengaja melakukan hal itu untuk mendapatkan dana BOS yang lebih besar.Demikian diungkapkan Syahril Jambak anggota LSM-BPPK RI kepada wartawan,beberapa waktu lalu,usai melakukan cros cek di SMK AL-FALAH di Kecamatan Tanjung Raya.
“Setelah kami turun kelapangan melakukan cros cek,terjadi selisih yang tidak wajar antara dapodik dengan siswa yang riil.Contoh,SMK DARMA UTAMA terjadi lonjakan siswa kelas X semester genap tahun 2015-2016 dari jumlah 48 naik ke kelas XI menjadi 64 siswa di semester ganjil tahun 2016-2017.Sementara siswa kelas XI semester genap dari jumlah 29 naik kelas XII turun menjadi 13 siswa pada semester yang sama.Demikian pada semester berikut, siswa kelas X tahun 2017 dari 26 naik kelas XI menjadi 57 di tahun 2018 dan siswa kelas XI tahun 2017 dari 64 siswa ketika naik kelas XII menjadi 26 siswa terjadi penurunan 38 siswa dalam setahun.Begitu seterusnya,siswa kelas XI tahun 2018 dari jumlah siswa 57 turun menjadi 21 siswa ketika naik kelas XII tahun 2019.Sama seperti yang terjadi di SMK AL-FALAH.Jumlah siswa kelas XI tahun 2016 dari 60 menjadi 19 siswa ketika kenaikan kelas XII tahun 2017.Berikutnya,siswa kelas XI tahun 2017 dari 53 siswa,ketika naik kelas XII tahun 2018 menjadi 29 siswa dan jumlah siswa kelas XI tahun 2018 76 menjadi 27 saat naik kelas XII.Disitu terjadi penurunan siswa pada saat menjelang UN,seolah-olah sengaja dipangkas jumlah siswanya oleh pihak sekolah,”papar Syahril.
“Kami sudah temui kepala sekolah SMK DARMA UTAMA Paruntungan,dia mengatakan tidak tahu,itu urusan kepala sekolah yang lama.Terkait jumlah siswa yang anjlok saat menjelang UN, Paruntungan menjelaskan muridnya tinggal jauh dari sekolah sehingga mereka malas datang.Namun,Paruntungan juga tidak menampik jika ada kelebihan dana BOS di sekolahnya.Tapi itu dimanfaatkan untuk membangun lapangan Futsal,” kata Syahril.
Terkait SMK AL-FALAH, kepala sekolah tidak mau ditemui untuk memberikan klarifikasi.Tetapi,dari penjelasan para guru,murid disekolah tersebut tidak mampu lagi otaknya untuk melanjutkan sekolah karena mereka terlalu banyak beban di pondok.
Hal serupa terjadi juga di SMK Patriot Bangsa,jumlah siswa kelas XI tahun 2016 66 siswa menjadi 16 saat kenaikan kelas XII tahun 2017,siswa kelas XI tahun 2017 berjumlah 38 dan turun menjadi 19 saat naik kelas XII.Kelas XI tahun 2018 ada 25 siswa turun menjadi 9 siswa saat kenaikan kelasXII tahun berikut.Dan yang menjadi pertanyaan,siswa kelas X tidak belajar disekolah tersebut.Dari informasi yang didapat siswanya belajar di desa lain.
Syahril berpendapat,pihak sekolah sengaja mark up siswa kelas X sampai ke kelas XI dan dipangkas saat naik kelas XII.
“Kami akan kumpulkan data-data sekolah dan akan melaporkan ke penegak hukum,” tegasnya
Menurut salah seorang kepala sekolah SMK di Mesuji, apa yang dilakukan sekolah tersebut sudah melanggar aturan.Sekolah jadinya tidak profesional dalam melaksanakan kegiatan belajar.
“Soal mark up siswa,itu dilakukan sekolah untuk menutupi gaji guru honor,sebenarnya itu dilarang.Sebaiknya,kalau sekolah sudah tidak mampu lebih baik tutup saja.Kalau dipaksakan,akan berpengaruh terhadap kwalitas siswa yang diluluskan.Kitakan sekolah kejuruan,harus mampu menciptakan siswa yang berkwalitas,” jelasnya. (mus)