Bandarlampung,Mediamerdeka.co- Suprapti, aktivis dan politikus, menilai tak manusiawi penggusuran pemukiman bekas Pasar Griya Sukarame. Banyak ibu-ibu dan anak yang jadi korban, katanya.
Aktivis Forum Masyarakat Transparasi Lampung (FMTL) berpendapat apapun alasannya cara kekerasan seperti itu tak manusiawi. Masih banyak cara yang lebih beradab, ujarnya.
Dia terenyuh melihat anak-anak yang baru pulang sekolah, masih pakai seragam, dengan tubuh rentannya, pasang badan agar tempatnya tak diboldozer Pemkot Bandarlampung.
Politikus dari Partai Perindo Kota Bandarlampung ini juga miris melihat ibu-ibu dipukuli Satpol PP agar sepetak tempat menggantungkan hidup keluarganya tak digusur.
”Perempuan dan anak-anak kerap yang ikut terkena dampak kebijakan yang tak prorakyat,” ujar calon legiskator DPRD Lampung dari Daerah Pemilihan Kota Bandarlampung tersebut.
Dia yakin Walikota Herman HN yang selama ini prorakyat, selalu membela kepentingan rakyat, bisa menemukan solusi lain nasib 44 KK yang ada di bekas pasar itu
Solusi bagaimana membangun Kantor Kejaksaan Kota Bandarlampung tanpa harus menggusur ”wong cilik”. Bila perlu, Pemkot malah membantu warga agar kehidupannya lebih baik, katanya.
Perempuan dan anak-anak, terutama di kota-kota besar, jadi korban konflik sosial.
”Hal seperti ini yang mendorong saya mencalonkan diri jadi wakil rakyat agar suara mereka juga terakomodasi,” kata Pengurus Ikatan Istri Wartawan Indonesia. (IKWI) Lampung.(*)