Bandarlampung, mediamerdeka.co – Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (IKA FISIP Unila) menggelar Lomba Fashion Show Anak dan Lomba Mewarnai.
Lomba Fashion Show Anak dan Lomba Mewarnai merupakan kegiatan IKA FISIP dalam menyambut Hari Kartini 21 April 2018.
Kegiatan tersebut bertempat di pelataran parkir FISIP Unila ini mengambil tema “Membangun Lampung dengan Perspektif Budaya”.
Panitia kegiatan, Damar Wibisono menjelaskan peserta Lomba Fashion Anak ini tingkat Playgroup/PAUD dan TK, umur 3-6 tahun diikuti sebanyak 70 anak.
“Sementara lomba mewarnai dengan kategori dewasa diikuti sebanyak 30 anak,” katanya, Minggu (22/4/2018)
Sementara Ketua Umum IKA FISIP UNILA Dr. Frans Agung Mula Putra dalam sambutannya yang diwakili Sekretaris Umum Drs. Ade Rahmatullah.,MM mengatakan pembangunan wilayah Lampung tak akan terlepas dari unsur budaya kearifan lokal *Piil Pesinggiri* dengan nilai-nilai kearifan element budaya Juluk Adek. Nemui Nyimah. Nengah Nyapur. Sakai Sembayan.
“IKA Fisip memiliki program kerja yang sudah dan akan dilaksanakan baik oleh badan pengurus harian dan lembaga lembaga yang ada di IKA Fisip bekerjasama dengan almamater Fisip Unila akan terus berkesinambungan,” ungkapnya.
Ade menjelaskan, kegiatan IKA FISIP Unila yang sudah dilaksanakan diantaranya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Seminar Sehari Menyambut Pilgub 2018 “Gagasan Dan Harapan”, Pelestarian alam menanam mangrove di pantai Minang Rua. Kec. Bakauheni.
Kemudian, aksi peduli Ika Fisip membantu korban banjir di Bekri Lampung Tengah dan Desa Pulau Tengah Kec. Palas Lampung Tengah,lalu, malam kebersamaan.
“Dan kegiatan yang dilaksanakan saat ini adalah kegiatan seminar dan perlombaan membangun Lampung dalam perspektif budaya,” ucapnya.
Ditempat yang sama Dekan Fisip Unila Dr. Syarief Makhya berpesan, agar kedepan IKA FISIP Unila dapat mengagendakan kegiatan penulisan dan penerbitan buku sejarah FISIP Unila. Kemudian, lanjutnya, mempatenkan Mars Fisip Unila.
“Mohon dapat dibantu syair dan penciptanya. Menjadikan Fisip menjadi pusat kajian budaya antara piil pesinggiri. Multi culture. Transmigrasi,’ tutupnya. (*)