Jakarta, Mediamerdeka.co- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan empat program garis besar yang akan mengubah sistem pendidikan di Indonesia.
Keempat pokok kebijakan yaitu perubahan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
Nadiem Makariem menyebut program tersebut merupakan langkah awalnya untuk mewujudkan ‘Merdeka Belajar’.
“Itu empat kebijakan pertama ‘Merdeka Belajar”. Apa itu cukup? sudah jelas tidak cukup. Itu baru step pertama kita untuk mencapai kemerdekaan belajar,” kata dia seperti dikutip, liputan6.com, Jumat (13/12/2019).
Nadiem mengaku sedang merancang pelbagai program lain yang dikhususkan untuk para tenaga pendidik.
“Itu step pertama kita untuk merdeka belajar. Belum ngomongin kompetensi guru, bagaimana meningkatkannya, belum membicarakan kesejahteraan guru, belum membicarakan penyederhanaan kurikulum, penyederhanaan kompetensi dasar dan lain-lain, itu belum kita. Ini baru step pertama saja,” ucap dia.
Meski, Nadiem mengatakan keempat kebijakan juga telah beriorientasi pada guru.
“Tapi pada saat guru-guru ini dibebaskan, dibebaskan tapi juga dipaksakan untuk berpikir untuk pertama kalinya. Di sini lah proses pembelajaran baru dimulai sekarang,” ucap Nadiem Makariem.
UN Diganti Formatnya
Nadiem Makarim mengatakan, akan mengembalikan Ujian Nasional sesuai dengan Amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Nadiem menegaskan UN bukanlah dihapus.
“UN diganti formatnya dikembalikan pda ensensi semangat undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengukur asssemen kompetensi minimum. Topiknya adalah numerasi dan literasi,” kata Nadiem.
Nadiem mengatakan, selama ini Ujian Nasional hanya menyajikan materi dan topik yang dipadatkan berdasarkan mata pelajaran.
Sehingga cara tercepat untuk mendapatkan angka tinggi di Ujian Nasional adalah dengan menghafal. Demikian lah kenyataan yang terjadi di lapangan.
“Banyak sekali guru stres karena penilaian sekolah dan siswa dan orangtua stres karena seleksi dia ke tahap berikutnya bergantung kepada angka ini,” kata dia.