Warning: getimagesize(https://mediamerdeka.co/wp-content/uploads/2020/01/IMG-20200114-WA0006.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u711060917/domains/mediamerdeka.co/public_html/wp-content/plugins/easy-social-share-buttons3/lib/modules/social-share-optimization/class-opengraph.php on line 611

Pemkab Tubaba Sajikan Perhelatan Budaya Nasional 22-26 Januari

Loading

Tubaba,Mediamerdeka.co-Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, menggelar acara bertema Sharing Time Megalithic Millennium Art pada 22-26 Januari 2020, di Kota Budaya Ulluan Nughik, Sessat Agung, Las Sengok (Tiyuh Karta) dan Situs Patung Megoupak. Acara ini digagas oleh Suprapto Suryodarmo (Alm) dan Bupati Tubaba Umar Ahmad .

Rencana acara ini akan dibuka oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim dan dihadiri Hilmar Farid ( Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) yang akan menjadi pembicara dalam sarasehan dengan tajuk “ Membangun Manusia lewat jalan Kebudayaan”.

Para penyaji yang akan hadir adalah, Andy Burnham ( Arkeolog, pendiri dan editor web Megalithic Portal, Inggris), Alex Gebe (Seniman, anggota Teater Kober, Lampung), Ari Rudenko ( Seniman lintas disiplin dari Amerika Serikat), Anna Thu

Dengan mengangkat tema Sharing Time: Megalthic Millennium Art menunjukan pertemuan dua tradisi, Mbah Prapto yang selama puluhan tahun berlatih Joget Amerta di situs-situs Megaltik (selain candi), sebagai ruang sunyi yang mendekatkan diri dengan Alam, Tuhan dan peradaban masa silam.

Sedangkan Millennium merujuk pada manusia dan situasi masa kini, berkorelasi pula pada masifnya pendidikan kesenian dan lingkungan pada anak-anak di Tubaba berkat wawasan, sebab merekalah sesungguhnya pemilik Tubaba di masa depan.

Maka tema Sharing Time: Megalithic Millennium Art memiliki spektrum pengertian teramat kaya.”

Suprapto Suryodarmo adalah seniman yang dikenal luas melalui sebuah metode performance yang bernama,“Joget Amerta” Sebagai metode olah gerak joget amerta menekankan pada pencarian ke dalam inner dari diri si penari itu sendiri.” Lalu membangun kesadaran akan hubungan dengan lingkungan sekitar, manusia dan Tuhan.

Joget Amerta bukanlah tari dalam pengertian teknis, memiliki teknik-teknik gerak yang baku, tetapi seperti apa yang dikatakan oleh maestro Sardono W Kusumo apa yang dilakukan Suparpto Suryodarmo justru menjadi lebih penting karena dia mampu menciptakan atmosfer tari itu sendiri.
bahkan bagi sebagian orang menyebut Joget Amerta sebagai meditasi gerak.

Umar Ahmad selaku Bupati Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang memiliki visi menjadikan daerah itu sebagai satu wilayah yang memiliki atmosfer kebudayaan, sekaligus wilayah yang memiliki wawasan ekologis.

Dia percaya bahwa melalui pendidikan kesenian dan lingkungan, manusia bisa berubah menjadi lebih baik, menjadi lebih beradab dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dalam lima tahun terkahir anak-anak di Tubaba bisa berlatih kesenian seperti teater, sastra, seni rupa, musik, film, fotografi dan tari. Juga berlatih pendidikan ekologi untuk membangun kesadaran dalam praksis sehari-hari, menumbuhkan kesadaran seperti tidak membuang sampah sembarangan, pengurangan sampah plastik, menanam pohon hingga pengetahuan pertanian permakultur.(Rodi)

Berita Terkait

Momen Apel Terakhir Sebagai Plt Bupati, Pandu Kesuma Dewangsa Ingatkan ASN Tidak Terpecah Karena Beda Pandangan Politik

Lampung Selatan (MM) – Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan, Pandu Kesuma Dewangsa memimpin Apel …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *