Bandarlampung (MM) – Hari Rabies Sedunia yang lebih dikenal World Rabies Day (WRD) adalah sebuah kampanye global yang diselenggarakan pada tanggal 28 September setiap tahunnya. Peringatan Hari Rabies Sedunia ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.
Tema global Hari Rabies Se-Dunia ke 17 pada tahun ini adalah All for One, One Health for All atau Semua untuk Satu, One Health untuk Semua. Tujuan utama peringatan Hari Rabies Se-Dunia adalah untuk terus menguatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya eleminasi rabies secara global.
Peringatan ini juga menjadi kesempatan
untuk terus mengingatkan seluruh stakeholder, bahwa perang melawan rabies tidak terbatas pada hari tertentu saja namun harus dilakukan secara berkelanjutan.
Dalam rangka peringatan WRD tahun 2023 ini, Balai Veteriner Lampung (Bvet) bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) serta Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) cabang Lampung menggelar kegiatan vaksinasi rabies gratis. Vaksin ini ditujukan pada hewan kesayangan seperti anjing, kucing, dan kera. Disediakan 300 dosis dalam pelaksanaan vaksinasi ini.
Dan hari ini Kementan secara Nasional menargetkan hewan yang dapat divaksin rabies secara serentak dalam 1 hari di tanggal 7 Oktober 2023 sejumlah 20 ribu ekor dengan keterlibatan tidak kurang dari 226 Puskeswan dan Rumah Sakit Hewan serta 325 Klinik hewan dan praktik mandiri yang terlibat seluruh Indonesia dan ada penyerahan rekor muri di Puncak acara yakni di Gedung Sate, Bandung Jawa Barat.
Vaksinasi gratis ini juga sebagai bentuk Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) bagi warga Bandar Lampung akan bahaya penyakit rabies serta cara pencegahan penyakit zoonosis tersebut. Masyarakat khususnya pemilik hewan kesayangan dituntut berperan aktif dalam menyukseskan program Indonesia Bebas Rabies Tahun 2030.
Vaksinasi gratis ini diselenggarakanpada hari Sabtu (07/10) di Halaman Balai Veteriner Lampung Jalan Untung Suropati No. 2 Labuhan Ratu, Bandar Lampung.
Selain kegiatan vaksinasi rabies kami mengadakan donor darah yang bekerjasama dengan Unit Tranfusi Darah (UTD) RS Abdoel Moeluk dan kami menargetkan 30 sd 50 pendonor darah. Untuk memeriahkan kegiatan ini kami juga mengadakan Lomba Mewarnai dengan tema Sayangi Hewan untuk anak anak TK dan SD kelas 1 sd 3, dengan kegiatan mewarnai ini diharapkan kecintaan anak anak terhadap hewan kesayangan semakin meningkat.
Di Bulan September, Kami Bvet Lampung melakukan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) di dua belas (12) sekolah dasar dan menengah di Kota Bandar Lampung. Tujuan dari KIE ini
memberikan wawasan ke siswa dan siswi di sekolah tentang bahaya rabies dan upaya pencegahannya. Selain itu juga siswa dilatih cara penanganan jika terkena gigitan Hewan Penular Rabies (HPR). Jumlah total siswa yang teredukasi adalah 1200 an siswa.
Hal yang perlu kita ketahui bersama adalah Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Lysavirus. Virus yang menyerang sistem Syaraf ini membuat penderitanya menjadi lebih sensitif terhadap cahaya maupun angin.
Penyakit ini juga dapat menular dari hewan ke manusia atau bersifat zoonosis dengan tingkat kematian hampir mencapai 100%. Sampai saat ini Rabies telah menyebabkan kematian 59.000 orang per tahun di dunia, dimana mayoritasnya adalah anak-anak dibawah usia 15 tahun. Di Indonesia sendiri kematian akibat penyakit Rabies pada tahun 2022 lalu mencapai 102 orang.
Beberapa jenis hewan yang secara spesifik dapat menularkan rabies atau yang biasa disebut Hewan Penular Rabies (HPR) adalah dari jenis anjing, kucing, dan monyet.
Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya risiko kematian akibat penyakit tersebut, tidak ada salahnya jika kita dalam hal ini masyarakat umum belajar mengenali gejala yang timbul pada hewan tertular.
Hewan yang tertular rabies biasanya akan menunjukkan satu dari dua tipe gejala. Pertama adalah tipe gila, yaitu hewan yang terinfeksi akan mudah terprovokasi, lebih sensitif, waspada, pupil mata melebar, tidak mengenal rasa takut, dan dapat menyerang hewan lain ataupun manusia dan objek yang bergerak.
HPR biasanya akan menelan benda asing seperti kotoran, batu, kawat, besi kandang maupun benda keras lainya. Gejala ini akan berlanjut menjadi inkoordinasi syaraf, kemudian mati setelah mengalami paralisis. Kedua adalah tipe diam.
HPR akan mengalami kekakuan pada bagian tubuh. Biasanya dapat dilihat dari kekakuan bagian rahang bawah, mulut menganga, produksi air liur berlebihan, dan tidak bisa menelan. Tipe ini, tidak menunjukkan gejala gila maupun galak, dan sangat jarang untuk menggigit. Gejala ini dapat berlanjut menjadi paralisis pada seluruh tubuh, koma, dan mati setelah beberapa jam kemudian.Pencegahan utama dari penularan penyakit rabies dengan memberikan vaksinasi pada HPR.
Hewan yang telah divaksin akan memiliki antibodi yang digunakan untuk melawan virus rabies apabila masuk ke dalam tubuh. Selain vaksinasi juga yang perlu dilakukan adalah pola pemeliharaan HPR yang baik perlu terus disosialisasikan. Tingginya lalulintas HPR antar pulau tentu menjadi perhatian tersendiri agar hewan kesayangan yang dibawa tidak membawa penyakit yang sangat mematikan ini.
Drh Hasan Abdullah Sanyata, selaku Kepala Balai Veteriner Lampung menyampaikan balai kami selaku Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memiliki tupoksi Melakukan Pengindentifikasian penyakit hewan dan memiliki fasilitas BLS 2 plus dengan pengujian yang terakreditasi. Selain itu kami juga sudah ber ISO IEC 17025:2017, ISO 9001: 2015, ISO 45001: 2018, ISO 37001: 2016 dan kami berupaya mempertahankannya dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan motto CETA Cepat Tepat dan Akurat.
Di wilayah kerja Bvet Lampung yang telah dibebaskan adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pulau Enggano, Bengkulu Utara, Pulau Pisang serta Pulau Tabuan Provinsi Lampung. Saat ini sedang proses pembebasan Kota Palembang dan Pulau Sebesi Lampung Selatan tahun 2024.
Mari bersama cegah penyakit rabies dengan melakukan pengecekan kesehatan rutin HPR, melakukan vaksinasi rabies secara rutin dan memastikan hasil titer antibody ke Balai Veteriner Lampung. (Endang)