Bandarlampung (MM)- Provinsi Lampung menjadi Tuan Rumah Sesi Tahunan ke-59 Pertemuan Tingkat Menteri Komunitas Kelapa Internasional (International Coconut Community/ICC), yang dilaksanakan di Hotel Santika Premiere, Bandar Lampung, Selasa (5/12/2023).
Acara yang dibuka langsung oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tersebut akan berlangsung selama tiga hari yaitu 5 – 7 Desember 2023.
Dalam sambutannya, Gubernur Arinal menyampaikan apresiasi kepada Bapak Menteri Perdagangan RI Zukifli Hasan yang memberikan kehormatan dan kepercayaan bagi Provinsi Lampung, sebagai tuan rumah dan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan pertemuan tingkat Menteri ICC ke-59 yang mendatangkan delegasi dari berbagai Negara penghasil kelapa di dunia.
Sebagai daerah yang bertumpu pada sektor agraris, jelas Gubernur Arinal, Provinsi Lampung merupakan salah satu penyangga pangan nasional, terutama untuk beberapa komoditi pertanian dan perkebunan. Untuk itu Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya melakukan upaya penguatan melalui Program Kartu Petani Berjaya, hilirisasi produk-produk unggulan, serta penguatan perdagangan dalam dan luar negeri.
Jika melihat kinerja perdagangan luar negeri, pada bulan Januari s/d September tahun 2023, Lanjutnya, Provinsi Lampung telah mencatatkan nilai ekspor sebesar 3,4 miliar USD, dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar 1,93 miliar USD.
Nilai neraca ini masih cukup baik mengingat tahun 2022 merupakan tahun dimana ekspor mencapai rekor tertingginya. Ekspor Provinsi Lampung didominasi oleh produk hasil pertanian dan perkebunan, di antaranya CPO, kopi robusta, nanas kaleng, karet dan produk kelapa.
“Kelapa merupakan salah satu komoditi andalan utama dari Provinsi Lampung. Saat ini total produksi kelapa di Provinsi Lampung mencapai 78.571 ton dengan luar area sebesar 89.673 Ha pada tahun 2022,” ujar Gubernur Arinal.
“Berbagai produk kelapa telah disalurkan ke pasar dalam negeri dan diekspor ke berbagai negara. Adapun negara tujuan ekspor produk kelapa secara utama adalah Amerika, China, Belanda, Jepang, dan Australia. Variasi produk kelapa dari Provinsi Lampung yang telah diekspor diantaranya yaitu santan kelapa, karbon aktif, briket, sabut kelapa, kopra, nata de coco, minyak kelapa, kelapa utuh dan lidi nipah,” tambahnya.
Gubernur Arinal melanjutkan Produksi produk kelapa ini didukung dengan sejumlah perusahaan industri besar pengolahan kelapa yang berada di Provinsi Lampung. Selain itu, melalui UMKM di Provinsi Lampung kelapa juga telah dimanfaatkan menjadi berbagai produk kerajinan diantaranya fashion dan home dekor. “Saat ini Provinsi Lampung juga telah berkolaborasi dengan berbagai instansi, terutama Kementerian Perdagangan serta instansi terkait lainnya,” ujarnya.
Melalui Forum Pertemuan tingkat Menteri ICC ke-59 ini, Gubernur Arinal, berharap kita semua dapat bersinergi agar komoditi kelapa semakin berjaya, khususnya peningkatan produktivitas, memperkuat industri kelapa melalui diversifikasi dan hilirisasi produk kelapa yang dibutuhkan dunia.
“Saya berharap hasil pertemuan ini juga bisa diadaptasi untuk menjadi acuan Provinsi Lampung dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan produktivitas tanaman kelapa, peningkatan daya saing produk olahan industri kelapa, penguatan pasar, serta program lainnya,” harap Gubernur Arinal.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan bahwa Indonesia mendorong sektor kelapa berkelanjutan bernilai tambah dan ujungnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. “jadi memang kita harus kembangkan industrinya, tapi harus memberikan nilai tambah tidak hanya di pabriknya, tetapi petaninya juga dapat bermanfaat,” ujar Zulkifli.
“penempatan lokasi acara di Lampung juga sangat tepat, mengingat Lampung memiliki beragam industri,” tambahnya.
Zulkifli menjelaskan bahwa kegiatan ini dihadiri 80 delegasi dari 15 Negara Anggota ICC.
Atas nama seluruh negara anggota ICC, Direktur Eksekutif ICC, Jelfina C. Alouw, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia melalui Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan yang dengan senang hati menerima permintaan kami untuk menjadi tuan rumah Sesi ke-59 dan Pertemuan Tingkat Menteri di Indonesia, dan kepada seluruh tim atas dukungan dan bantuan yang sangat berharga.
“Ucapan terima kasih khusus ditujukan kepada Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, atas dukungannya terhadap peristiwa penting ini. Keramahan Anda telah menambah dimensi berharga dalam diskusi dan musyawarah kita bersama,” ujarnya.
Dalam membayangkan sektor kelapa yang berkelanjutan dan berketahanan, Jelfina C. Alouw, menuturkan bahwasannya kami menyadari pentingnya menciptakan tidak hanya sebuah industri tetapi juga kekuatan global yang bertahan dalam berbagai perubahan waktu. Keberlanjutan bukan sekedar kata kunci, tetapi itu adalah komitmen untuk membina lingkungan, sosial, dan kesejahteraan ekonomi.
“Saya sangat yakin bahwa Sidang ICC dan Pertemuan Tingkat Menteri hari ini, serta yang diadakan sebelumnya, berfungsi sebagai platform penting di mana negara-negara anggota berkumpul untuk melakukan pertukaran wawasan tentang kemajuan, tantangan, dan berbagi program nasional mereka,” ungkapnya. (Adpim)