Bandarlampung (Mediamerdeka)–SMAN 13 Bandar Lampung menggelar kegiatan karya kewirausahaan yang dihasilkan oleh para siswa kelas X, yang dilaksanakan di lapangan sekolah setempat, Jumat (7/10/2022).
Gelar karya sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada program pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), hal tersebut disambut antusias warga sekolah.
Saat ditemui diruang kerjannya, Kepala SMAN 13 Bandar Lampung, H. Mahlil, M.Pd.I, mengatakan gelar karya kewirausahaan IKM P5 merupakan implementasi dari “Kurikulum Merdeka.”
Menurut Mantan Kepala SMAN 3 Bandarlampung ini, ada 60 produk dari 60 kelompok siswa yang ditampilkan sekaligus dijual kepada warga sekolah serta masyarakat sekitar pada kegiatan gelar karya tersebut.
Gelar karya mengusung tema kewirausahaan yang diikuti seluruh siswa kelas 10, ini katanya bagian dari membangun entrepreneur siswa sejak dini.
“Kami sangat bangga hasil karya dari siswa yang ditampilkan di sini. Alhamdulillah semua produk yang dijajakan habis terjual diborong masyarakat,” kata Mahlil.
Mahlil mengatakan, gelar karya ini merupakan hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila yang diajarkan guru kepada siswa di sekolah.
Diketahui enam dimensi profil pelajar Pancasila, meliputi beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.
“Dalam menghasilkan karya di bidang kewirausahaan ini, para siswa berpijak pada enam dimensi tersebut,” ujar dia.
Menariknya lagi dalam menghasilkan karya, sambung dia, terjadi kolaborasi antarsiswa. Bahkan, juga terjadi argumentasi positif sebelum menampilkan karya.
“Satu tim itu terdapat 7 orang. Sementara yang ditampilkan karyanya hanya satu produk melalui satu gagasan siswa. Disanalah terjadi penerapan dimensi-dimensi,” ujar dia.
Dari semua produk yang dihasilkan, lanjutnya, terdapat sejumlah produk yang dapat dikomersialkan kepada masyarakat umum.
Hal tersebut didasari dari produk yang dihasilkan, dengan melihat pangsa pasar dan kebutuhan masyarakat secara luas.
“Jujur ada dua produk dihasilkan siswa yang menarik bagi saya, yakni teh daun kelor dan permen semangka. Kedua produk ini bisa menjadi produk unggulan asal Lampung,” katanya.
“Tinggal melengkapi seperti komposisinya, izin departemen kesehatan, agar bisa diedarkan ke masyarakat luas,” tambah dia.
Tak hanya menghasilkan karya dalam unjuk karya tersebut. Terpenting adalah bagaimana siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik pada Implementasi Kurikulum Merdeka.
“Utamanya adalah proses. Mengenai karyanya ini merupakan hasil dari proses itu sendiri. Ilmu pengetahuan ini juga sebagai bekal siswa ke depan dalam berwirausaha,” tutur dia. (***)