UN Dihapuskan,KPAI : Guru Harus Dioptimalkan

Loading

Jakarta, (mediamerdeka.co)– Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan dukungannya atas program Merdeka Belajar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Namun,

KPAI menilai pentingnya persiapan untuk para guru dalam melaksanakannya.

USBN 2020 hanya oleh sekolah dan bisa dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tes tertulis, portofolio, penugasan lainnya, dan sebagainya. Tujuannya agar guru dan sekolah lebih merdeka menilai siswa.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, meskipun rencana itu memiliki tujuan yang baik, namun guru dan sekolah perlu dipersiapkan dan dilatih cara penilaian lain. Mengingat pola penilaian dalam 20 tahun terakhir seragam, yaitu tes tertulis dan itupun mayoritas pilihan ganda.

“Perguruan tinggi keguruan juga perlu mengajarkan pola penilaian portofolio, misalnya kepada para mahasiswanya,” ujar Retno dikutip, Republika.co.id, Sabtu (14/14).

Kemudian Kemendikbud juga berencana mengganti UN dengan Asesmen Kompetensi Minimun dan Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan literasi dan bernalar. Retno menilai, mungkin sebagian besar guru dan siswa juga masih asing belum terbayang seperti apa implementasinya nanti.

Kendati tujuannya bagus, Retno mengatakan, namun akan sangat sulit diterapkan ketika 25 tahun terakhir cara mengajar para guru Indonesia ternyata tidak berubah, yakni mengedepankan hafalan bukan nalar dan budaya membaca. Selain itu, mayoritas guru di Indonesia tidak memiliki budaya membaca, apalagi menulis. Padahal, guru adalah unjung tombak perubahan.

“Guru berkualitas, maka siswanya pasti juga berkualitas. Kalau para guru dan siswa berkualitas, maka sekolah itu pasti berkualitas. Jadi kuncinya di guru, benahi guru, bangun kapasitasnya dengan tepat,” tutur Retno.

Kebijakan penghapusan UN dan tetap mempertahankan evaluasi tetapi tidak di kelas akhir menurutnya patut diapresiasi, tetapi akan lebih baik lagi dilakukan secara sampling.

“Tidak harus setiap tahun, tidak harus tiap sekolah, bahkan tidak harus tiap anak di jenjang tersebut diuji semua mata pelajaran,” kata Retno.(red)

 

Berita Terkait

Kembangkan Desa Wisata Berkeselamatan, Jasa Raharja Luncurkan Program Beta-JR di Desa Karangrejek

Gunungkidul (MM) – Jasa Raharja meluncurkan program inovatif“Bakti Talenta Jasa Raharja” (Beta-JR), di Dukuh Karangrejek, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *