dr. Zam siaran diacara Hallo Lampung Talk Show di Radar TV, Selasa (09/07/2019).
Acara ini mengangkat tema penanganan kesehatan jamaah haji. dr.Zam Zanariah, Sp.S.M.Kes ketua Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia (AKHI) Lampung, selama 1 (satu) jam berdialog bersama presenter Fitri Radar TV ditemani oleh dr. Isura selaku sekretaris AKHI Lampung.
“Penyelenggaraan penanganan kesehatan bagi jemaah haji tidak hanya dilakukan di tanah suci tapi juga di Indonesia. Ini mengingat karena ibadah haji adalah ibadah fisik yang menuntut kesiapan fisik dan mental para jemaah haji sejak dini agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan lancar”, jelas dr. Zam.
Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diharapkan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. AKHI Lampung bersama pemerintah bersinergi dan berkomitmen tinggi untuk memberikan penyuluhan serta pelayanan kesehatan terbaik bagi jemaah haji sebelumkeberangkatan ke tanah suci.
Salah satu komitmen tersebut ditunjukkan dengan menempatkan pengurus AKHI Lampung dan tenaga kesehatan yang memadai di setiap kelompok terbang (kloter) untuk mengedukasi para jamaah haji.
Secara umum, jemaah haji Indonesia terdiri dari golongan usia tua dan yang mengidap penyakit tertentu. Karena itu, diperlukan pendampingan, pemeriksaan serta penanganan kesehatan agar potensi kambuh selama ibadah haji bisa diminimalisir, tambah dr. Zam sosok dokter yang selalu hangat diperbincangkan dan didukung masyarakat untuk menjadi calon walkot BDL.
“Memang penyakit seperti jantung atau hipertensi dan diabetes itu banyak yang sudah mengidap. Tapi kalau kita kontrol dengan baik, ini harapan kita, kita akan bisa menguasai dengan baik untuk tetap sehat selama ibadah haji,” katanya.
Menurut jadwal, pemberangkatan kloter pertama jamaah haji Lampung menuju asrama haji mulai 10 Juli 2019 – 08 Agustus 2019 masuk ke asrama haji untuk mengikuti tahapan akhir pemeriksaan kesehatan dan serangkaian kegiatan lainnya di embarkasi.
Selanjutnya, persiapan kedua adalah jika jemaah haji memang memiliki penyakit kronik dan memerlukan obat secara teratur, agar dapat membawa persediaan obat yang dibutuhkan selama di tanah suci.
“Persiapan ketiga, jika menurut dokter yang biasa menangani di tanah air seorang jamaah haji memiliki masalah kesehatan, maka agar tidak lupa meminta surat keterangan dokter,” tangkas dr. Isura.
Persiapan keempat adalah dengan melakukan olah raga teratur seperti jalan kaki sebanyak 3-4 kali per minggu. Hal itu dijelaskan dr. Zam adalah karena dalam perjalanan haji nantinya minimal ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh, yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel/pondokan ke masjid dan jalan dari kemah di Mina ke tempat melontar jumroh.
Sedangkan kelima adalah jika jamaah haji berangkat bersama orang tua yang berusia lanjut, apalagi yang memang sudah sakit, maka harus melakukan persiapan lebih rinci seperti pengetahuan tentang menyewa kursi roda atau kemungkinan ikut safari wukuf dan lainnya, tambah dr. isura.
Persiapan nomor enam adalah mulai mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim haji, mulai dari petugas kesehatan kloter, pelayanan kesehatan di sektor, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) ataupun lokasi RS Arab Saudi.
“Persiapan terakhir atau ketujuh adalah agar para jamaah haji juga dapat mempelajari situasi kesehatan atau wabah penyakit yang mungkin muncul di musim haji kali ini,” tangkas dr. Zam.