Mediamerdeka.co- DPP Partai Golkar menggelar Sosialisasi dan Penguatan 4 Pilar Kebangsaan, di Bagelen, Gedong Tataan, Pesawaran, Rabu (03/04).
Sekjen DPP Partai Golkar, Letjen TNI H Lodewijk F Paulus, diwakili
Anggota DPRD Lampung, Ririn Kuswantari mengatakan, empat pilar kebangsaan yaitu, Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Itu yang menjadi inti, roh, tiang yang berdiri satu kesatuan bangsa Indonesia,” ucap Politisi Partai Golkar ini.
Ketua Komisi 1 DPRD Lampung ini memaparkan, Pancasila ada lima Sila. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengatur masalah agama, Ketuhanan, kebebasan memeluk agama.
Kemudian Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengatur hubungan manusia dengan manusia melalui toleransi.
“Bagaimana kita memanusiakan manusia,” ucapnya.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, yang mengatur persatuan Indonesia walau berbeda suku, agama.
Sila keempat, Kerakyatan Dalam Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, yang mengatur kedaulatan rakyat tertinggi di parlemen yang dipilih rakyat, dengan memilih dan dipilih seperti Pemilu nanti yang digelar pada 17 April mendatang.
“Untuk memilih Anggota DPRD kota/kabupaten, Anggota DPRD provinsi, DPR RI, DPD RI dan Presiden. Dan Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia. Ini sudah ada sehari hari pada diri kita. Kita hari ini hanya menyegarkan kembali,” kata Ririn.
Ririn juga menyampaikan permohonan maaf Sekjen DPP, tidak dapat hadir karena masih mendampingi kampanye Capres nomor 1.
“Pak Lodewijk, ingin sekali bisa bertatap muka langsung, tapi karena kesibukan bersama Capres belum bisa hadir. Beliau titip salam,” katanya.
Ririn menjelaskan 4 Pilar yaitu Pancasila, UU 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. “Dasar dan tiang bangsa, dengan kesatuan dalam keaneka ragaman,” kata Ririn, yang juga menjelaskan siapa sosok Lodewijk.
Di kegiatan ini juga, beberapa peserta diminta membacakan UUD Negara RI 1945 dan pemahaman tentang kecintaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pedoman negara yang mempersatukan Indonesia dari kemajemukan Indonesia.
“Orang terdahulu mengorbankan jiwa, raga untuk NKRI. Namun sekarang kita harus berbuat sesuatu, sumbangsih untuk Indonesia. Seperti menjaga toleransi dan perangi berita hoax yang bisa memecah belah persatuan Indonesia,” paparnya.(r)