Anggota DPR RI Komisi VI, Nevi Zuairina Sesalkan Kenaikan BBM Bersubsidi

Loading

Jakarta (Mediamerdeka)– Anggota DPR RI Komisi VI, Nevi Zuairina sesalkan pemerintah dini hari, 1 September 2022 menetapkan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar.

Menurutnya, saat ini masih tidak sesuai peruntukan BBM bersubsidi yang di tunjukkan dengan data 80 persen pengguna BBM bersubsidi adalah golongan mampu.

“Saya melihat pengguna motor ini menyerap konsumsi BBM tidak terlalu signifikan. Pengguna motor inilah yang mestinya mendapat kesempatan seluasnya untuk mengkonsumsi BBM bersubsidi baik dari jenis pertalite maupun solar.

Selain itu, mobil di bawah 1500 cc juga masih dapat ditoleransi untuk menikmati subsidi BBM. Dan yang perlu mendapat prioritas adalah para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dimana kendaraan logistiknya perlu dapat sokongan untuk mengembangkan bisnis mereka”, urai Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat II ini sesalkan pemerintah, telah menaikan BBM, dengan kondisi perekonomian belum normal akibat pandemi, dan memicu peningkatan inflasi yang sangat besar. Bahkan, daya beli masyarakat akan semakin jatuh yang menyebabkan angka kemiskinan semakin melonjak.

Nevi menyebut, dari informasi yang ia dapatkan, bahwa dampak dari kenaikan harga Pertalite diprediksi akan mendongkrak tingkat inflasi hingga mencapai 6-6,5 persen year on year. Ini akan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015.

Nevi menambahkan, konsumsi BBM bersubsidi jenis Pertalite tahun ini diprediksi akan habis pada September 2022 ini, dengan habisnya kuota sebesar 23,05 juta kiloliter.

Menurutnya, seharusnya kuota ini cukup bila peruntukan BBM subsidi hanya untuk masyarakat bawah yang selama ini hanya mengkonsumsi sebanyak 20% saja.

“Kami sudah bersepakan di Fraksi PKS, bahwa i rencana pemerintah menaikkan BBM dikarenakan kondisi belum kondusif.

Karena dengan menaikkan BBM, akan menyakiti hati rakyat. Pemerintah harus kembali meninjau ulang sebab bila ini terus dilakukan akan bertambah penderitaan rakyat yang baru saja terdampak pandemi, banyak yang di PHK dan usahanya bangkrut”, tutur Nevi.

Anggota DPR yang juga anggota Badan Anggaran ini menegaskan, bila harga pertalite dan solar naik yang telah ditetapkan pemerintah, sudah pasti akan menyulut kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, memperburuk daya beli masyarakat, dan memperberat beban rakyat.

“Kita memahami bahwa Beban APBN sudah sangat berat. Namun Subsidi BBM ini ada solusi dengan mendisiplinkan penggunanya.” pangkasnya. (rls)

 

 

Berita Terkait

Gelar RUPS, Jasa Raharja Setor Dividen Rp1,1 Triliun ke Negara

Jakarta (MM) – Jasa Raharja sukses menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024 …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *