Lampung, mediamerdeka.co- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid membantah bahwa dirinya terciduk oleh Panwaslu dan polisi.
Nusron mengatakan hari Jumat, 25 Mei 2018 melakukan kunjungan ke dinas di Lampung Tengah untuk melaksanakan sosialisasi penempatan dan perlindungan TKI. “Saya melaksanakan kunjungan dinas ke Lampung Tengah untuk melaksanakan sosialisasi penempatan dan perlindungan TKI. Usai kegiatan saya melanjutkan perjalanan ke desa Trimulyo Lampung Barat untuk memenuhi undangan warga NU disana dalam rangka ngisi pengajian dan tausiyah Ramadan,” ungkapnya.
Masih kata dia, dalam perjalanan bertemu dengan anggota DPRD Lampung Utara H Ruslani di pinggir jalan di Bukit Kemuning. “Saya silaturahmi di rumahnya. Sekitar 20 menit dapat informasi ada kader Golkar dan PKB yang sedang pakcaging sarung dan jilbab—barang legal menurut KPU dan Bawaslu—di gudang H Ruslan diserbu dan dipukul polisi,” kata dia.
Mendengar itu, lanjut Nusron, diajak H Ruslan ke lokasi. “Terus kita jelaskan duduk perkaranya dengan aparat. Saya membela kader Golkar dan PKB dari tindakan kekerasan dari oknum aparat. Tapi akhirnya kita damaikan dan ternyata salah informasi dikira membagi-bagi uang,” tuturnya.
Usai kejadian, Nusron melanjutkan perjalanan ke Lampung Barat. “Setelah itu selesai dan tidak terjadi apa-apa dan kemudian saya melanjutkan perjalanan ke Lampung Barat. Sebab sudah ditunggu jamaah. Jadi tidak benar saya diciduk atau tertangkap basah gakkumdu. Itu jelas ngawur,” jelasnya.
Menurutnya, berita itu sengaja dibuat oleh pihak-pihak tertentu yang mulai panik. “Karena pasangan cagub nomor 3 yang didukung Partai Gokkar, PKB dan PAN makin hari makin menguat, dan sudah ada tanda kemenangan,” tandasnya. (rel)