![]()
Jakarta, 12 November 2025 – Sebagai wujud komitmen terhadap penerapan
Business Continuity Management System (BCMS) yang berstandar internasional,
PT Jasa Raharja kembali menjalani Audit Surveillance ISO 22301:2019 yang
dilakukan oleh British Standards Institution (BSI) pada tanggal 3–5 November 2025.
Audit ini bertujuan memastikan efektivitas sistem keberlangsungan usaha yang
diterapkan di seluruh unit kerja, sekaligus menilai tingkat kesiapan perusahaan dalam
menghadapi potensi gangguan terhadap operasional, agar layanan publik kepada
masyarakat tetap berjalan optimal dalam kondisi apa pun.
Harwan Muldidarmawan, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja
menjelaskan, penerapan BCMS yang efektif menjadi bagian penting dalam
keberlanjutan Perusahaan yang berlandaskan prinsip Environmental, Social,
Governance, Risk Management, and Compliance (ESGRC) khususnya dalam
mengantisipasi potensi risiko yang dapat mengganggu operasional.
“Selain untuk pemenuhan standar, audit ini juga merupakan refleksi dari budaya
kesiapsiagaan yang terus kami bangun di seluruh lini organisasi. Dengan dukungan
manajemen puncak dan tim kerja BCMS lintas divisi, kami memastikan bahwa Jasa
Raharja selalu siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” jelasnya.
Audit yang dilakukan selama tiga hari tersebut meliputi proses wawancara, telaah
dokumen, observasi simulasi, serta verifikasi implementasi BCMS di seluruh proses
bisnis kritikal perusahaan. BSI juga menilai kesiapan Jasa Raharja dalam merespons
gangguan yang mungkin timbul dari aspek manusia, proses bisnis, teknologi
informasi, maupun infrastruktur pendukung, dan sekaligus mengantisipasi apabila
terjadi bencana alam.
Pelaksanaan audit dilakukan secara hybrid (onsite dan online), mencakup kantor
pusat dan beberapa kantor wilayah, seperti Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah.
Audit difokuskan pada tujuh aspek utama penerapan BCMS, mulai dari kebijakan dan
komitmen manajemen, analisis dampak bisnis dan risiko, strategi dan rencana
keberlangsungan usaha, hingga pengujian sistem, peningkatan kesadaran, serta
evaluasi berkelanjutan.
Hasil audit menunjukkan pencapaian sesuai dengan harapan Manajemen dengan
tidak adanya temuan (zero finding) dari auditor BSI. Dengan hasil tersebut, sertifikasi ISO 22301:2019 BCMS Jasa Raharja dinyatakan tetap berlaku dan diperpanjang
hingga 23 Januari 2028.
“Keberhasilan mempertahankan sertifikasi ini menegaskan bahwa Jasa Raharja
memiliki sistem keberlangsungan usaha yang tangguh dan terukur, serta mampu
menjamin kesinambungan layanan publik bagi masyarakat di setiap situasi,” ujar
Harwan.
Ia menambahkan, capaian zero finding dari BSI menjadi bukti atas konsistensi
penerapan prinsip continuous improvement di lingkungan Jasa Raharja. Melalui
tinjauan berkala, pelatihan, simulasi tanggap darurat, hingga pengujian sistem dari
Data Center ke Disaster Recovery Center, perusahaan terus memperkuat kapasitas
dan ketahanan organisasi.
Dengan perpanjangan sertifikasi ISO 22301:2019 hingga tahun 2028 ini, Jasa Raharja
mempertegas posisinya sebagai BUMN yang memiliki ketangguhan operasional dan
komitmen tinggi terhadap keberlangsungan usaha. Pencapaian ini menjadi bukti nyata
bahwa perusahaan tidak hanya menjaga stabilitas internal, tetapi juga memastikan
pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat tetap berjalan secara konsisten,
andal, dan berkelanjutan.
MediaMerdeka Demokrasi Dalam Pemberitaan
