Mediamerdeka.co- Provinsi Lampung menjadi tuan rumah Jambore Nasional Diabetes Tahun 2018. Hal tersebut disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Provinsi Lampung, Hery Suliyanto saat membuka acara Jambore Nasional tersebut di Ballroom Swiss Belhotel Bandar Lampung, Jumat (20/7/2018).
Pemprov mengajak para peserta menjadikan Jambore tersebut sebagai momentum meningkatkan sinergi dalam menurunkan dan mengendalikan angka penyakit Diabetes dengan bersama-sama menerapkan pola hidup sehat.
Hery mengatakan sejak tahun 2010 Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan, yaitu stroke, kecelakaan, penyakit jantung, kanker, termasuk diabetes melitus.
“Permasalahan lainnya adalah terjadi transisi masalah gizi, yaitu bukan hanya gizi kurang/buruk, balita pendek (stunting) atau kurus saja, tetapi menjadi masalah juga adalah gizi Iebih, kegemukan, obesitas, baik pada anak-anak, remaja, maupun dewasa. Hal ini akan berdampak pada peningkatan faktor resiko PTM di masa dewasa dan juga faktor resiko PTM dewasa,” ujarnya.
Kondisi tersebut dinilai Hery akan memberikan dampak pada produktifltas kerja dan beban ekonomi. Lalu, Biaya pelayanan PTM menjadi meningkat dan menjadi beban pembiayaan kesehatan bagi pemerintah dan keluarga.
“Pada akhirnya kondisi ini jika tidak segera diantisipasi akan menjadi bom waktu yang akan menjadi masalah kesehatan yang cukup besar,” katanya. Hery menilai target 3,4 dari target Sustainable Development Goals (SDGs), bahwa pada tahun 2030 diharapkan dapat menurunkan sepertiga kematian dini karena PTM.
Strategi yang menjadi prioritas, difokuskan pada empat penyakit utama PTM, yaitu kardiovaskuler, kanker, diabetes, paru kronis dan fokus pada empat faktor risiko bersama yang dapat mencegah PTM utama, yaitu kurang aktivitas fisik, diet tidak seimbang, merokok/terpapar asap rokok, dan konsumsi alkohol. “Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian PTM dilakukan melalui pencegahan dan pengendalian terhadap faktor risiko tersebut,” ujarnya.
Secara operasionalnya sendiri, disampaikan Hery dapat melalui pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM dalam wadah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.
“Hasil dari pengukuran faktor risiko PTM di posbindu tersebut akan didapatkan individu yang sehat, individu dengan risiko PTM, dan individu yang harus dirujuk (menderita PTM),” katanyA.
Hery menegaskan pencegahan dan pengendalian Diabetes Mellitus dan PTM Iainnya memerlukan kerja sama dan sinergisitas dengan semua komponen.
“Melalui Jambore Nasional Diabetes ini, marilah kita bersinergi untuk mewujudkan tujuan yang mulia dalam penanganan Diabetes Melitus agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Kita aktifkan Germas dan kegiatannya, lakukan deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia), Prof. Dr. dr. Agung Pranoto mengatakan Persadia dibentuk sebagai wadah dimana para stakeholder yang terdiri dari Pemerintah, BPJS, serta Dokter, dan juga para Pasien Diabetes untuk bersama-sama melakukan pelayanan terhadap penyakit Diabetes.
“Kenapa kami berkumpul dalam Persadia, karena penyakit diabetes ini adalah bukan tugas dari pelayan kesehatan dan stakeholder saja, tetapi juga tugas daripada pasien untuk bisa mengupgrade tentang diabetes ini, dengan melalui edukasi dan mampu meningkatkan kualitas diseluruh lini, daripadanya kita perlu berkumpul di Persadia ini,” katanya.
Agung berharap dilaksanakan Jambore Diabetes Nasional Tahun 2018 tersebut, dapat meningkatkan pengetahuan mulai dari pasien, dokter, dan juga indikatornya yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu.
“Diharapkan ini juga akan mampu memberi warna pasien diabetes di Indonesia untuk menjadi sehat,” ujarnya.Jambore Nasional Diabetes Tahun 2018 sendiri, berlangsung pada hari ini tanggal 20 hingga 22 Juli 2018. Rangkaian acara terdiri dari seminar kesehatan yang diikuti oleh dokter, perawat, ahli gizi, instruktur senam, dan pandu diabetes yang merupakan penyandang diabetes yang mampu menjadi contoh, dan memotivasi penyandang diabetes lainnya.
Untuk acara puncak sendiri yang akan berlangsung pada tanggal 22 Juli 2018, bertepat di Universitas Malahayati dengan melakukan senam masal dengan jumlah peserta mencapai 2000 orang.(red)