Bandarlampung (Mediamerdeka.co)-Bakal calon wali kota Bandarlampung Rycko Menoza SZP bersilaturahmi dan menyerap aspirasi serta blusukan keratusan warga. Rycko tampung saran masukan dan syaran masyarakat di Kelurahan Panjang Selatan, Senin (17/02).
Berbagai keluhan warga disampaikan terkait Program Keluarga Harapan (PKH) yang tidak tepat sasaran, permasalahan Kartu Indonesia Pintar (KIP), marak kriminalitas, minim lapangan kerja, dan kurang dukungan untuk komunitas-komunitas anak penyandang disabilitas.
Salah satu warga, Lukaman Haris mengatakan bahwa hanya sedikit warga yang mendapatkan PKH, dan sebagian terkesan tebang pilih karena sangat tidak tepat sasaran.
“Banyak yang tidak dapat, meskipun ada, masih pilih kasih karena banyak warga kurang mampu tidak mendapatkannya,” ujar Lukman.
Ana Mariana, salah satu pengurus komunitas anak penyandang disabilitas mengatakan sampai saat ini tidak ada bantuan dari pemerintah untuk mendukung komunitas-komunitas tersebut.
Selain itu, anak-anak penyandang disabilitas sulit mendapatkan akta kelahiran dengan berbagai alasan dari pihak pemerintah.
Ia berharap, jika Rycko Menoza menjadi wali kota dapat mewadahi mereka dan memberikan bantuan, agar anak-anak penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kehidupan lebih baik.
Dia juga menyampaikan, marak kriminalitas di wilayah ini terutama pencurian kendaraan roda dua milik masyarakat setempat. “Masyarakat tidak tenang dengan marak kriminalitas itu,” ujarnya.
Rycko Menoza SZP mengatakan memang masih banyak di Kota Bandarlampung permasalahan yang perlu dibenahi, terutama langsung menyangkut ke masyarakat, seperti PKH, memang program dari pemerintah pusat, namun perlu ada evaluasi dalam pendataannya karena banyak warga mampu menerima sementara warga yang kurang mampu tidak menerima.
“Seharusnya, aparatur pemerintahan dari lapisan bawah sampai atas ikut membantu agar tepat sasaran sampai ke masyarakat,” ujar Rycko.
Berkaitan masalah keamanan, lanjut Rycko, akan menjadi prioritas program ke depan jika mendapat amanah masyarakat. Penanganan masalah keamanan ini harus melibatkan berbagai pihak seperti aparat kepolisian maupun aparat pemerintahan, katanya lagi.
Lalu, masalah komunitas anak penyandang disabilitas, menurutnya, tentu akan diperhatikan secara serius dengan berbagai program jika memimpin nanti. Sebagai bentuk perhatiannya adalah pembuatan jalur-jalur khusus untuk penyandang disabilitas, karena mereka juga memiliki hak yang sama dalam menikmati pembangunan.
“Komunitas atau kelompok-kelompok masyarakat akan diperhatikan semua, tidak hanya kelompok tertentu saja karena di Bandarlampung terdiri dari berbagai elemen masyarakat, budaya, suku, agama,” kata dia pula.(red)